DJADIN MEDIA– Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) diprediksi menjadi arena sengit bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mempertahankan dominasi di wilayah yang disebut sebagai “kandang banteng.” Dalam pertarungan ini, PDIP mengusung pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, sementara koalisi Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendukung pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Pasangan Luthfi-Taj Yasin baru-baru ini mendapat dukungan resmi dari Prabowo, yang mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk memilih mereka. Prabowo menilai kedua calon ini memiliki potensi memimpin Jateng dengan baik. Sementara itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga telah mengonsolidasikan kekuatan di Semarang untuk memastikan kemenangan bagi kadernya.
Menurut Ali Rif’an, Direktur Arus Survei Indonesia (ASI), Pilgub Jateng kali ini tidak hanya sekadar pertarungan politik antara dua kubu kuat, melainkan juga medan terakhir bagi PDIP untuk menjaga daerah basis mereka setelah mengalami kekalahan pada Pilpres lalu. Ali menilai, kekalahan di Jawa Tengah akan mengguncang PDIP karena wilayah ini telah lama menjadi lumbung suara mereka.
“Kalau kali ini PDIP kalah dari Luthfi, maka bisa dikatakan kandang banteng telah runtuh,” ujar Ali. Berdasarkan data Litbang Kompas, masih ada sekitar 43,1 persen pemilih di Jawa Tengah yang belum menentukan pilihan, sehingga suara mereka bisa menjadi penentu hasil akhir.
Ali menambahkan, strategi politik ke depan bagi kedua pasangan harus fokus pada penguatan ide dan diferensiasi program untuk merebut suara undecided voters. “Bukan sekadar adu pengaruh, tapi juga soal gagasan yang nyata dan membumi. Program-program yang relevan bagi masyarakat Jateng bisa menarik 40 persen undecided voters ini,” katanya.
Selain itu, kemenangan Andika di Pilgub Jateng bisa memiliki dampak besar di level nasional, terutama menjelang Pilpres 2029. Menurut Ali, jika Andika berhasil menang, ia berpotensi menjadi lawan berat Prabowo di ajang pilpres mendatang.***