DJADIN MEDIA– Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, Polri akan menurunkan 10 ribu personel untuk mengamankan Pilkada Serentak 2024. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mengantisipasi potensi keributan, terutama setelah proses pencoblosan di wilayah-wilayah yang rawan.
“Saat ini kita memasuki tahap kampanye, dan dalam waktu dekat akan dimulai kampanye terbuka. Beberapa wilayah memang menjadi perhatian khusus kami, terutama daerah-daerah yang dianggap rawan,” ujar Kapolri saat memberikan keterangan.
Sigit menjelaskan, ada 202 daerah yang diikuti oleh dua pasangan calon, yang berpotensi memicu ketegangan di media sosial dan di kalangan pendukung fanatik. Menurutnya, persaingan head-to-head ini sering kali berujung pada ketegangan luar biasa. “Kita lihat di TV, saat debat calon berlangsung, pendukungnya di luar debat, saling melemparkan kritik. Ini bisa memicu kericuhan yang lebih besar dari sekadar aksi lempar-lemparan,” katanya.
Kapolri mengingatkan, apabila terjadi kekalahan bagi salah satu calon yang didukung, reaksi dari pendukungnya diperkirakan dapat memicu kericuhan. Untuk itu, Polri telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi, termasuk melibatkan Korps Brimob.
Sebanyak 9.985 personel Brimob akan disiapkan untuk menghadapi situasi darurat. “Kami mempersiapkan pasukan dengan kemampuan yang terlatih dan siap bergerak sesuai dengan zonasi wilayah yang telah ditentukan,” kata Sigit.
Dankorbrimob Komjen Imam Widodo menambahkan, operasi pengamanan Pilkada Serentak akan dilaksanakan melalui sistem rayonisasi di setiap jajaran Satuan Brimob daerah. “Sat Brimob daerah sudah melaksanakan latihan dan gelar pasukan, untuk memastikan kesiapan dalam mengantisipasi potensi ancaman yang meningkat,” jelas Imam.
Dengan persiapan yang matang, Polri berharap dapat memastikan kelancaran dan keamanan selama berlangsungnya Pilkada 2024.***