DJADIN MEDIA – Tahun depan, mekanisme penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan mengalami perubahan signifikan dengan diterapkannya skema credit scoring. Bagi pelaku UMKM, ini berarti cara baru untuk mengakses pembiayaan yang lebih mudah dan cepat. Penasaran siapa saja yang bisa menjadi penerima kredit dan bank mana yang akan menyalurkannya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pemerintah, melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop), sedang mempersiapkan skema credit scoring yang rencananya akan mulai diterapkan pada tahun 2025. Skema ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat dan calon debitur, terutama UMKM, dalam mengakses pembiayaan KUR di perbankan. Hal ini sangat relevan mengingat selama ini banyak pelaku usaha mikro yang kesulitan memenuhi syarat tradisional, seperti histori kredit atau agunan.
Dengan credit scoring, proses seleksi akan bergantung pada berbagai data yang lebih luas. Selain data histori kredit, beberapa variabel lain akan turut dihitung, seperti data kependudukan, pembayaran listrik, data transaksi e-commerce, dan bahkan data dari media sosial. Ini membuka peluang bagi pelaku usaha yang sebelumnya belum pernah mengakses layanan perbankan atau yang dianggap unbankable.
Cara Kerja Credit Scoring
Skor kredit dalam skema ini akan dihitung dari sejumlah variabel yang diolah menjadi nilai antara 1 hingga 1.000. Berikut adalah kategori yang akan digunakan:
– > 700: Risiko rendah, memungkinkan calon debitur untuk lebih mudah disetujui.
– 600 – 700: Risiko menengah.
– < 600: Risiko tinggi, yang biasanya sulit untuk disetujui.
Agar pengajuan kredit disetujui, calon debitur harus berada dalam kategori risiko rendah, yakni dengan skor di atas 700.
Dampak Skema Credit Scoring
Menurut Yulius, seorang ahli yang terlibat dalam uji coba skema ini, potensi risiko meningkatnya kredit bermasalah sangat kecil. Skema ini bahkan diprediksi dapat meningkatkan penyaluran KUR yang lebih optimal ke UMKM.
Sampai Agustus 2024, Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang merupakan bank terbesar dalam penyaluran KUR, telah menyalurkan KUR senilai Rp126,12 triliun kepada 2,6 juta debitur, mencapai 76,44% dari target penyaluran tahun 2024 yang sebesar Rp165 triliun.
Bank Penyalur dan Uji Coba
Saat ini, skema credit scoring sedang dalam tahap uji coba dengan melibatkan tiga bank penyalur terbesar: BRI, Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia (BNI). Proses uji coba ini melibatkan 72.000 nasabah dan diperkirakan akan berlangsung selama enam bulan. Hasil uji coba ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang potensi efektivitas skema dalam memperluas akses pembiayaan bagi UMKM.
Skema credit scoring diharapkan dapat membawa perubahan besar dalam sistem pembiayaan untuk UMKM, mempermudah akses pinjaman, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.***