DJADIN MEDIA– Sosok Miftah alias Taim kembali menjadi sorotan setelah masa lalunya terungkap. Dikenal dengan ceramah-ceramah kontroversial, Miftah disebut kerap mengeluarkan kata-kata kasar, bahkan berbau pornografi, yang sempat menimbulkan reaksi keras dari masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, Miftah membuat heboh publik setelah menghina seorang penjual es teh, yang memicu kemarahan banyak pihak. Kini, lebih banyak fakta mengejutkan terungkap. Seorang produser televisi swasta mengungkapkan keluhan soal perilaku Miftah dalam sebuah acara tradisional Jawa yang disiarkan oleh televisi lokal. Pengakuan ini dibagikan oleh Hanum Rais, putri Amin Rais, melalui akun X miliknya. Hanum mengungkapkan bahwa produser tersebut mengeluhkan perilaku Miftah yang kerap berkata kasar dan menghina lawan bicaranya.
“Pak Taim sering mengejek dan body shaming penampilan orang lain dalam acara televisi. Kru editing mengeluh karena harus menyensor banyak sekali ucapannya agar acara tersebut layak tayang,” tulis Hanum.
Lebih lanjut, produser tersebut bahkan meminta agar Miftah tidak lagi diundang dalam acara televisi. “Kami di ruang editing capek menyensor omongannya. Setiap dia buka mulut, selalu ada saja yang harus disensor,” ungkap Hanum, menambahkan bahwa di televisi lain, perilaku Miftah tidak jauh berbeda. “Acara Ramadhan Live di televisi lokal juga makin kacau setiap kali beliau berbicara,” tambahnya.
Reaksi netizen pun bermunculan di kolom komentar. Beberapa membagikan pengalaman pribadi mereka yang merasa risih dengan bahasa kasar Miftah yang sudah dikenal sebelumnya. “Saya ingat, dulu Miftah pernah ceramah di Godean dan menggunakan bahasa yang sama. Banyak orang merasa tidak nyaman,” kata salah satu netizen.
Meski telah meminta maaf kepada publik dan penjual es teh yang dihina, kemarahan masyarakat terhadap Miftah semakin menguat. Aktivis Kalis Mardiasih menegaskan, “Tidak ada alasan bagi seseorang yang diberi kekuasaan untuk merendahkan martabat manusia. Dia digaji dengan uang negara, tapi justru menghina rakyat yang menggajinya. Ini tidak pantas, harus dipecat!”
Miftah mulai dikenal publik setelah berperan dalam proses konversi agama Deddy Corbuzier pada 2019. Namun, kontroversi seputar cara dakwahnya mulai mencuat pada 2018 ketika ia memberikan ceramah di klub malam Bali, yang memicu polemik di kalangan para ulama. Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini, menyebut langkah Miftah sebagai sebuah terobosan, sementara Wakil Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan, menilai cara dakwah di lingkungan hiburan malam kurang tepat.
Miftah yang akrab disapa Gus Miftah ini adalah seorang dai muda yang dikenal dengan pendekatannya yang fokus pada kaum marjinal. Ia lahir di Lampung pada 5 Agustus 1981 dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren. Meskipun sempat terhenti kuliahnya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, ia baru meraih gelar sarjana pada 2023 dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Sebagai aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Miftah juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama.***