DJADIN MEDIA — Menjelang Kongres PDI Perjuangan (PDIP) pada 2025, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri semakin menjadi sasaran serangan, baik melalui baliho maupun video perselingkuhan yang melibatkan Sekjen Hasto Kristiyanto. Serangan ini dianggap sebagai bagian dari upaya untuk menggoyahkan posisi PDIP di panggung politik Indonesia.
Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus, mengungkapkan bahwa eskalasi serangan terhadap partainya semakin meningkat. Hal ini terlihat jelas melalui berbagai baliho yang mempertanyakan keabsahan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP, serta upaya menggunakan kasus hukum sebagai alat untuk menekan PDIP.
“Teman-teman media sudah menangkap sendiri bahwa eskalasi serangan terhadap PDIP ini, baik lewat spanduk maupun kasus-kasus hukum, memang meningkat,” ujar Deddy. Menurutnya, serangan tersebut bertujuan untuk membungkam kritik dari dalam PDIP, khususnya dari kader yang memberikan suara kritis terhadap partai.
Serangan tersebut semakin gencar setelah PDIP mengumumkan pemecatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta anak dan menantunya, serta 27 kader lainnya. “Kami kira tidak perlu bicara panjang lebar tentang itu, karena sudah sangat terbuka dipahami oleh teman-teman,” tambah Deddy.
Tidak hanya menyerang partai, kehidupan pribadi pejabat PDIP juga menjadi sasaran. Deddy menyoroti bagaimana foto mesra yang diduga melibatkan Kepala PDIP Andi Widjajanto dengan seorang transgender, serta video perselingkuhan yang melibatkan Hasto Kristiyanto, digunakan untuk menyerang kredibilitas partai.
Video tersebut, yang diunggah oleh akun @Intel_Imut di X/Twitter, menunjukkan Hasto tengah berselingkuh dengan istri pengusaha ternama, Emiliana Indri alias Yola. Deddy menegaskan bahwa serangan-serangan ini bukanlah tuduhan kosong, karena mereka sudah mengantongi bukti-bukti yang mendasari tuduhan tersebut.
“Kami siap hadapi semua ini. Kami percaya ini digerakkan oleh mereka yang memiliki kekuasaan,” ujarnya. Deddy juga menegaskan bahwa PDIP tidak akan mundur meski diterpa berbagai serangan, dan mereka siap mempertahankan diri dengan bukti yang ada.
“Kami tidak akan berdiri di sini kalau kami punya beban apapun. Itu jelas,” tegasnya.***