DJADIN MEDIA – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) terus berupaya menekan angka stunting dan penyakit menular di desa. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengoptimalkan peran Kader Pembangunan Manusia (KPM) melalui pemanfaatan aplikasi EHDW 2.0 (Electronic Human Development Worker).
Kabid Pemberdayaan Swadaya Masyarakat dan Kesejahteraan Keluarga Yogi Qisthoni, ST menjelaskan bahwa aplikasi ini berfungsi untuk memantau dan mencatat kondisi kesehatan masyarakat secara digital, terutama dalam mengawasi anak berisiko stunting, kurang gizi, serta penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, dan malaria.
“Pelatihan ini bertujuan agar setiap kader mampu menggunakan aplikasi EHDW dengan baik. Dengan teknologi ini, data kesehatan masyarakat bisa langsung dipantau, sehingga intervensi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran,” ungkap Yogi, Jumat (28/2/2025).
Ratusan KPM Ikuti Pelatihan untuk Maksimalkan Program Kesehatan Desa
Sebanyak 512 KPM dari 256 desa di Lampung Selatan mengikuti pelatihan ini. Setiap desa mengirimkan dua kader yang akan menjadi garda terdepan dalam pelaporan serta pemantauan kondisi kesehatan warganya.
“Kami ingin membangun sistem pemantauan yang lebih akurat dan efisien. Dengan data real-time dari kader di lapangan, pemerintah bisa langsung mengambil langkah untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” tambah Yogi.
Target 2025: Turunkan Stunting hingga 7%
Pada tahun 2024, angka stunting di Lampung Selatan mencapai 9,9%. Pemkab menargetkan angka ini turun menjadi 7% di tahun 2025 melalui berbagai program strategis, termasuk peningkatan kapasitas kader desa dan pemanfaatan teknologi informasi.
“Di bawah kepemimpinan Bupati Radityo Egi, kami optimistis angka stunting dapat ditekan secara bertahap. Kolaborasi antara pemerintah, kader desa, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini,” tegasnya.
Melalui program ini, pemerintah berharap sistem pemantauan kesehatan di desa semakin efektif dan terintegrasi, sehingga angka stunting serta penyakit menular di Lampung Selatan bisa terus berkurang.***