DJADIN MEDIA— Suara laut, budaya, dan teknologi menyatu dalam momen sakral Ruwat Laut Teluk Semaka (RLTS) ke-20. Dalam peringatan yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H, ORARI Lokal Pringsewu bersama Pemerintah Kabupaten Tanggamus menggelar Special Event Station (SES) dengan callsign khusus 8H20RLTS, Jumat (27/6/2025).
Berlokasi di komplek Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kotaagung, acara pembukaan dilakukan oleh Wakil Bupati Tanggamus Agus Suranto, didampingi Ketua ORARI Lokal Pringsewu, Dr. Fauzi, yang juga dikenal sebagai Rektor IBN Lampung dan mantan Wakil Bupati Pringsewu.
Dalam sambutannya, Agus Suranto menyampaikan bahwa ritual Ruwat Laut bukan sekadar tradisi, melainkan bentuk syukur kepada Allah SWT atas rezeki laut sekaligus doa keselamatan bagi para nelayan.
“Tradisi ini, jika dikemas lebih menarik dan terintegrasi dengan promosi pariwisata, akan mampu mendongkrak daya tarik wisata bahari Tanggamus. Kami sangat mengapresiasi ORARI yang telah menyuarakan kegiatan ini ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri,” ujarnya.
Tradisi Lokal Mengudara ke Dunia
Ketua ORARI Lokal Pringsewu, Dr. Fauzi, menjelaskan bahwa SES dengan callsign 8H20RLTS menjadi medium promosi dan silaturahmi antar radio amatir, baik nasional maupun internasional. Kegiatan ini juga menjadi wadah peningkatan keterampilan komunikasi dan pemahaman regulasi di dunia amatir radio.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kegiatan budaya lokal pun bisa dipancarkan ke dunia, sekaligus memperkuat sinergi antara ORARI dan pemerintah daerah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fauzi menambahkan bahwa kegiatan ini mencakup wilayah Pringsewu, Tanggamus, dan Pesawaran. Bagi peserta yang berhasil melakukan QSO (kontak radio dua arah) dengan stasiun 8H20RLTS, panitia akan memberikan sertifikat eksklusif, baik bagi peserta dari dalam negeri maupun mancanegara.
Kegiatan ini turut dihadiri jajaran Forkopimda Kabupaten Tanggamus, tokoh masyarakat, serta anggota ORARI dari berbagai wilayah. Sesuai semangat 1 Muharam, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang promosi wisata, tapi juga sarana pemersatu dan pengingat pentingnya komunikasi—dalam segala bentuknya.***