DJADIN MEDIA- Lahan kosong di Lapas Kelas IIA Kalianda kini tak lagi sunyi. Di bawah sinar matahari pagi dan semangat gotong royong, petugas bersama warga binaan menyulapnya menjadi hamparan hijau berisi tanaman tomat dan terong—ikon baru dari program ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Dipimpin langsung oleh Kalapas Kalianda Beni Nurrahman, program ini tak sekadar rutinitas pembinaan, melainkan langkah konkret dalam menciptakan kemandirian dan pemberdayaan di balik jeruji besi.
“Kami tidak hanya menjalankan fungsi pembinaan, tetapi juga membangun ketahanan dan kemandirian—satu tanaman demi masa depan yang lebih baik,” ujar Beni.
Dimulai dari Benih, Menuju Panen Penuh Harapan
Segala proses dilakukan dari nol. Benih tomat dan terong disemai dengan penuh ketelitian selama 15 hari hingga tumbuh menjadi bibit sehat. Setelah itu, bibit dipindahkan ke lahan pertanian brandgang Lapas, tempat mereka dirawat secara intensif.
- Tomat diperkirakan akan panen dalam 3 bulan.
- Terong dapat dipetik hasilnya setelah 2,5 bulan.
Selama masa tanam, perawatan dilakukan rutin: mulai dari penyiraman, pemupukan, hingga pengendalian hama. Semua proses ini menjadi bagian dari pembelajaran pertanian langsung bagi warga binaan.
Lapas Mandiri, Binaan Produktif
Program pertanian ini bukan hanya tentang hasil panen, tapi tentang membangun mentalitas mandiri dan produktif. Dengan tangan mereka sendiri, warga binaan menciptakan perubahan: dari sekadar menjalani hukuman, menjadi pribadi yang tumbuh dan bermanfaat.
Inisiatif ini juga menjadi bagian dari dukungan Lapas Kalianda terhadap program nasional ketahanan pangan, yang kini digerakkan dari berbagai lini, termasuk dari balik tembok lembaga pemasyarakatan.
Lapas Kalianda membuktikan bahwa pembinaan tak melulu soal hukuman, tapi tentang kesempatan untuk menanam harapan dan memanen masa depan. Dengan semangat kolektif, program ini terus tumbuh, seiring dengan tumbuhnya semangat para warga binaan yang kini tak hanya diberdayakan, tetapi juga turut berdaya.
Dari benih yang kecil di tanah brandgang, lahir optimisme besar untuk Indonesia yang mandiri dan lestari.***