DJADIN MEDIA– Ketika jeritan petani singkong soal harga jual Rp1.000 per kg masih terngiang, dan potongan 30–40% dari pabrik membuat penghasilan mereka semakin miris, penampilan mencolok Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal (RMD) justru menyita perhatian publik.
Sebagai kader Partai Gerindra dan anak dari pengusaha konstruksi ternama, RMD tampil percaya diri dalam konferensi pers di Balai Keraton, Selasa (28/7/2025), bersama Kepala BPN Nusron Wahid (Golkar). Namun publik tak hanya memperhatikan isi konferensi pers tersebut—mata juga tertuju pada jam tangan digital yang ia kenakan, diduga merupakan Apple Watch Ultra buatan Amerika Serikat dengan harga pasar mencapai Rp13–16 juta.
Gaya Urban: Jam Amerika, Sepatu Swiss
Ciri khas yang terpantau dari potret digital:
- Layar persegi dengan sudut membulat
- Tampilan jam digital dalam tulisan Arab
- Tali fluoroelastomer khas Apple Watch
- Desain mewah dan modern
Tak hanya jam tangan, sepatu yang digunakan RMD juga menarik perhatian. Ia tampak mengenakan On Running Cloud 5 Waterproof warna Eclipse/Black, sepatu buatan Switzerland dengan kisaran harga Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta—dikenal sebagai produk premium untuk kalangan urban dan profesional.
Sementara itu, Menteri Agraria Nusron Wahid yang hadir bersamanya tampak jauh lebih sederhana, mengenakan kemeja putih lengan digulung tanpa aksesori mewah.
Petani Singkong: “Nengok Kebon, Harganya Bikin Nangis”
Di sisi lain, petani singkong Lampung terus menjerit. Harga pasar anjlok dan potongan dari pengepul membuat hasil panen tak sepadan dengan jerih payah.
“Dijual enggak laku, dimakan enggak abis,” tulis seorang petani dalam status WhatsApp sambil mengunggah foto anaknya mengangkat singkong dari ladang.
Ini menjadi kontras menyakitkan antara gaya hidup pejabat dan realita rakyat kecil yang mereka pimpin.
Polemik SMA Swasta Ilegal: Dinas Pendidikan Dinilai Lemah
Tak hanya soal gaya hidup, RMD juga dinilai lemah dalam menegakkan aturan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung di bawah kepemimpinannya belum menindak tegas SMA Swasta Siger yang didirikan oleh Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana.
Padahal, sekolah tersebut diduga ilegal karena:
- Belum memiliki izin operasional
- Sudah menerima murid
- Belum mendapatkan pengesahan DPRD
- Diduga menggunakan dana APBD
Menurut Panglima Laskar Muda Lampung, Misrul, keberadaan sekolah tersebut melanggar sejumlah regulasi, di antaranya:
- Permendikbudristek Nomor 36 Tahun 2014
- Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001
- PP Nomor 66 Tahun 2010
- Permendikdasmen Nomor 1 Tahun 2025
Sensitivitas Sosial Pejabat Dipertanyakan
Di tengah tantangan ekonomi masyarakat bawah dan kisruh pendidikan, gaya hidup pejabat seharusnya mencerminkan empati sosial dan kesederhanaan, bukan kemewahan yang mencolok.
Pertanyaannya kini: Apakah gaya hidup RMD mencerminkan kepemimpinan yang peka terhadap realita rakyat? Atau justru semakin memperlebar jurang antara elite dan masyarakat?***