DJADIN MEDIA- Stadion Sumpah Pemuda PKOR Wayhalim menjadi saksi duel ketat antara Bhayangkara Presisi Lampung FC dan PSM Makassar pada pertandingan Liga 1 Indonesia, Sabtu, 16 Agustus 2025. Laga ini tidak hanya menarik perhatian karena tensi tinggi, tetapi juga karena dua gol penalti yang mengguncang tribun penonton.
PSM Makassar unggul terlebih dahulu pada menit ke-42 melalui sepakan penalti yang dieksekusi dengan sempurna oleh penyerang sayap kiri asal Brasil, Lucas Dias do Nascimento Serafim. Awan Seto, kiper Bhayangkara, sempat menebak arah bola, namun tendangan Lucas meluncur deras ke sisi kiri gawang, membuat PSM sementara memimpin satu gol. Gol ini menjadi bukti kualitas penyerang baru PSM yang mampu tampil impresif meski baru bergabung dengan tim.
Bhayangkara Presisi Lampung FC berusaha membalas serangan, namun babak pertama diwarnai dominasi PSM yang memanfaatkan kecepatan dan koordinasi lini serang untuk melakukan counter attack. Bhayangkara tampak kehilangan ritme permainan, sementara strategi pertahanan mereka sering tertinggal dari pergerakan Lucas Dias dan rekan-rekannya.
Memasuki babak kedua, Bhayangkara akhirnya mendapatkan peluang emas melalui penalti pada menit ke-55. Penalti diberikan setelah center bek PSM, nomor punggung 2, menjatuhkan striker andalan Spasojevic di kotak terlarang. Wasit sempat melakukan pemeriksaan VAR untuk memastikan keputusan, namun hasil tetap mengonfirmasi tendangan penalti untuk Bhayangkara. Spasojevic mengeksekusi dengan tenang ke sudut kanan gawang, menyamakan skor menjadi 1-1 dan membangkitkan semangat pemain serta suporter tuan rumah.
Momentum ini memberikan harapan bagi Bhayangkara untuk mencetak gol kemenangan dan meraih poin perdana setelah dua laga awal yang kurang menguntungkan. Sebelumnya, Bhayangkara kalah telak melawan Borneo FC di Kalimantan, sehingga pertandingan menghadapi PSM menjadi momen penting untuk memperbaiki posisi di papan klasemen.
Gol penalti Lucas Dias dan Spasojevic menunjukkan ketegangan duel antar pemain bintang, sekaligus menyoroti pentingnya disiplin di kotak penalti. Laga ini menjadi bukti bahwa setiap keputusan di area 16 meter sangat krusial dalam menentukan hasil pertandingan, terutama dalam kompetisi ketat Liga 1 Indonesia.
Selain itu, pertandingan ini juga menjadi ajang pembuktian bagi para pemain muda dan bintang baru, menunjukkan kemampuan mereka beradaptasi dengan tekanan dan ekspektasi tinggi dari suporter. Kombinasi strategi, teknik, dan ketenangan di titik krusial membuat laga ini tetap menegangkan hingga peluit akhir berbunyi.
Dengan skor imbang 1-1, kedua tim harus bekerja keras dalam laga-laga berikutnya untuk meraih posisi lebih baik di Super League. Penonton di Stadion Sumpah Pemuda pun pulang dengan pengalaman menegangkan, menyaksikan duel penalti yang tak mudah dilupakan dan menegaskan atmosfer kompetitif Liga 1 Indonesia.***