DJADIN MEDIA— Pemerintah Provinsi Lampung bersama Bank Indonesia menggelar Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Lampung Triwulan II 2025 dengan tema strategis “Sinergi Memperkuat Hilirisasi Komoditas Unggulan sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”. Acara yang berlangsung di Ballroom Hotel Novotel Bandar Lampung ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan penting, mulai dari jajaran Forkopimda, perwakilan Bupati/Wali Kota, hingga pelaku usaha industri dan UMKM lokal.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal diwakili Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Setda Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto. Sementara pemaparan utama disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Bimo Epyanto, dan Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI, Yulia Astuti.
Bimo Epyanto menjelaskan, hingga Triwulan II 2025, perekonomian Lampung tumbuh solid di atas 5 persen, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat serta kinerja positif sektor industri pengolahan. “Pertumbuhan ekonomi Lampung di kisaran 5,09 persen year on year menandai performa yang lebih tinggi dibanding rata-rata Sumatera. Hal ini menunjukkan ketahanan ekonomi daerah sekaligus potensi besar untuk memperkuat hilirisasi komoditas unggulan,” ujar Bimo. Ia menambahkan, hilirisasi komoditas tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk lokal, tetapi juga membuka peluang investasi dan memperkuat daya saing Lampung di pasar nasional maupun global.
Senada, Yulia Astuti menegaskan bahwa percepatan hilirisasi merupakan salah satu fokus Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, dengan target pertumbuhan industri sebesar 7,45 persen pada 2029. Menurutnya, penguatan industri agro nasional menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi, yang dapat dicapai melalui transformasi digital, pengembangan sumber daya manusia, pembangunan ekosistem inovasi berkelanjutan, serta dukungan pembiayaan dari dana perkebunan. “Sinergi lintas stakeholder, mulai pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, akademisi, hingga perbankan, menjadi kunci percepatan hilirisasi. Ini adalah jalan strategis menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Yulia.
Dalam sambutan yang dibacakan Bani Ispriyanto, Gubernur Lampung menekankan bahwa laporan perekonomian Bank Indonesia bukan sekadar dokumen analisis, melainkan instrumen penting dalam perumusan kebijakan berbasis data. Bani menyebutkan, untuk menjaga momentum pertumbuhan, Lampung harus fokus pada sektor primer seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Sektor-sektor ini menjadi motor utama ekonomi Lampung sekaligus pusat produksi komoditas nasional.
Sebagai langkah konkret mendukung hilirisasi, dalam 100 hari kerja pertama, Pemprov Lampung telah menyalurkan 24 unit dryer padi serbaguna dan 4 mesin penepung mokaf bagi kelompok tani dan UMKM. Program ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi pangan, tetapi juga memperkuat rantai pasok lokal dan membuka peluang pengembangan industri pengolahan skala kecil dan menengah.
Bani Ispriyanto menekankan, keberhasilan hilirisasi memerlukan energi kolektif dan kolaborasi lintas sektor. Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen menyiapkan infrastruktur pendukung, menciptakan iklim investasi kondusif, serta memberikan insentif agar industri pengolahan dapat berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.
Menutup sambutannya, Bani mengajak seluruh peserta untuk menjadikan forum ini sebagai wadah strategis tidak hanya untuk memperkaya literatur ekonomi, tetapi juga menghasilkan rekomendasi nyata bagi arah pembangunan daerah. “Hilirisasi adalah gerakan bersama yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani, memajukan industri, dan memperkuat daya saing Lampung di tingkat nasional maupun global. Mari kita wujudkan Indonesia Emas 2045 melalui kolaborasi dan inovasi,” pungkas Bani.***