• Biolink
  • Djadin Media
  • Network
  • Sample Page
Saturday, October 11, 2025
  • Login
Djadin Media
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
Djadin Media
No Result
View All Result
Home Daerah

Isbedy Stiawan ZS Siap Guncang Panggung Republik Puitik di PDS HB Jassin: Kritik Tajam, Puisi, dan Satire Menggema

MeldabyMelda
September 28, 2025
in Daerah
0
Isbedy Stiawan ZS Siap Guncang Panggung Republik Puitik di PDS HB Jassin: Kritik Tajam, Puisi, dan Satire Menggema

DJADIN MEDIA- Jakarta sore ini akan menjadi saksi perhelatan akbar dunia sastra Indonesia. Penyair asal Lampung, Isbedy Stiawan ZS, dijadwalkan mengisi diskusi sekaligus peluncuran buku puisi monumental berjudul Republik Puitik yang digelar di PDS HB Jassin lantai 4, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Acara dimulai pukul 13.30 WIB dan diperkirakan akan menyedot perhatian pecinta sastra, akademisi, serta publik yang haus akan kritik sosial melalui jalur estetik dan puitik.

Republik Puitik bukan sekadar buku kumpulan puisi. Karya ini menghimpun lebih dari 80 penyair lintas generasi yang menyoroti perjalanan Indonesia menjelang usia 80 tahun kemerdekaan. Subjudulnya, “80+ Penyair Membaca 80 Tahun Indonesia Merdeka,” mencerminkan sebuah refleksi kolektif atas perjalanan bangsa yang panjang, penuh luka, sekaligus harapan. Dalam acara ini, hadir pula Sofyan RH Zaid sebagai pembicara bersama Isbedy. Keduanya tercatat sebagai penulis prolog dan epilog buku tersebut.

Kegiatan ini diprakarsai Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) dengan dukungan PDS HB Jassin serta Dinas Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta. Ketua TISI, M. Octavianus Masheka, menjelaskan bahwa rencana awalnya kegiatan ini akan digelar pada 16 Agustus 2025, bertepatan dengan momentum kemerdekaan. Namun karena beberapa kendala teknis, acara baru terealisasi pada 28 September 2025. “Kami ingin momentum ini tidak hanya menjadi peluncuran buku, tetapi juga ruang dialog antara sastra dan realitas sosial,” ujar Octavianus di TIM Jakarta.

Buku yang dieditori penyair Nanang R. Supriyatin ini juga mendapat dukungan moral dari Eka Budianta yang memberikan endorse pada halaman belakang. Nanang sendiri ditunjuk sebagai moderator acara, memastikan jalannya diskusi tetap hangat dan substansial.

Dalam pernyataannya, Isbedy menegaskan bahwa fokusnya dalam acara ini adalah pada peran negara dalam kebudayaan. Ia menyoroti bagaimana negara sering kali absen ketika menyangkut seni dan kebudayaan, berbeda dengan bidang politik atau olahraga yang justru cepat mendapat perhatian pemerintah. “Seni dan puitika sering kali hanya dimanfaatkan negara untuk kepentingan kebijakan. Padahal, dalam hal diksi, satire, dan estetika, seniman sering jauh lebih cepat membaca realitas,” tegas Isbedy melalui sambungan WA, Minggu siang (28/9/2025).

Isbedy juga memberikan contoh konkret yang bernuansa satire. Ia menyebut fenomena “goyang gemoy” hingga joget anggota DPR sebagai bentuk estetika banal yang justru dipertontonkan di tengah rakyat yang masih banyak hidup dalam kemiskinan. “Itu menyakitkan hati rakyat, sementara negara seolah tutup mata,” lanjutnya.

Tak hanya soal hiburan dangkal, Isbedy turut mengkritik keras program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi proyek unggulan pemerintah pusat. Menurutnya, program yang seharusnya menyelamatkan generasi malah berkali-kali bermasalah. “Bahkan ada penerima MBG yang keracunan dan nyaris kehilangan nyawa. Ini ironi besar dalam kebijakan negara,” ungkapnya lantang.

Selain Isbedy dan Sofyan RH Zaid, acara ini juga akan diramaikan dengan pembacaan puisi oleh sejumlah penyair dari berbagai daerah, di antaranya Sihar Ramses Simatupang, Yahya Andi Saputra, Emi Suy, R. Mulia Nasution, Putri Miranda, Rissa Churia, Nunung Noor El Niel, Nurhayati, Ewith Bahar, Guntoro Sulung, dan masih banyak lagi. Kehadiran mereka menjadikan acara ini tidak hanya sebagai peluncuran buku, tetapi juga sebagai pertemuan ide dan ekspresi kolektif yang menggambarkan wajah sastra Indonesia hari ini.

Dengan tajamnya kritik, kuatnya simbol puitik, serta keberanian menyuarakan ironi bangsa, sore nanti PDS HB Jassin dipastikan akan menjadi arena tempat puisi tidak hanya dibacakan, tetapi juga menjadi senjata moral untuk menggugat kebijakan yang abai pada rakyat. Republik Puitik pun diharapkan menjadi tonggak baru bagi sastra Indonesia dalam menjaga nurani bangsa.***

Source: Isbedy Stiawan
Tags: eka budiantaIsbedy Stiawan ZSnanang r supriyatinPDS HB JassinPeluncuran Buku Puisirepublik puitiksastra Indonesiasofyan rh zaidTaman Ismail Marzukitisi
Previous Post

Dukungan Gubernur dan DPRD Lampung untuk SMK Baru Picu Gejolak: SMK Swasta Menjerit Tanpa Bosda dan BOP

Next Post

Refleksi G30S/PKI 1965: Ancaman Laten yang Tak Boleh Diremehkan, Tantangan Serius untuk Pemerintahan Prabowo

Next Post
Refleksi G30S/PKI 1965: Ancaman Laten yang Tak Boleh Diremehkan, Tantangan Serius untuk Pemerintahan Prabowo

Refleksi G30S/PKI 1965: Ancaman Laten yang Tak Boleh Diremehkan, Tantangan Serius untuk Pemerintahan Prabowo

Facebook Twitter

Alamat Kantor

Perumahan Bukit Billabong Jaya Blok C6 No. 8,
Langkapura, Bandar Lampung
Email Redaksi : lampunginsider@gmail.com
Nomor WA/HP : 081379896119

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In