DJADIN MEDIA– Inovasi pendidikan dan ekonomi syariah di Kabupaten Pesawaran semakin menguat. Pemerintah Kabupaten Pesawaran melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung resmi meluncurkan Pencanangan Ekosistem Pusat Inklusi Keuangan Syariah (EPIKS) di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Gerning, Kecamatan Tegineneng, Selasa (14/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Pesawaran Hj. Nanda Indira B, S.E., M.M., Wakil Bupati Antonius Muhammad Ali, Kepala OJK Provinsi Lampung Otto Fitriandy, Karo Perekonomian Provinsi Lampung Rinvayanti, Kepala Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Pesawaran Desi Anggraeni, Brand Manager Bank Sampah Sahabat Gajah Nur Rokhim, serta pimpinan Ponpes Al-Hidayah.
Program EPIKS bertujuan memperluas akses keuangan syariah di tengah masyarakat, sekaligus menguatkan peran pesantren sebagai pusat literasi ekonomi, inovasi, dan pemberdayaan umat. Melalui kolaborasi ini, pesantren diharapkan menjadi jembatan yang menghubungkan pelaku usaha, lembaga keuangan, dan pemerintah daerah untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang produktif dan berkelanjutan.
Bupati Pesawaran Nanda Indira dalam sambutannya menekankan pentingnya program ini untuk memperkuat inklusi keuangan syariah. “EPIKS akan menjadi motor penggerak ekonomi pesantren sekaligus memastikan seluruh lapisan masyarakat memiliki akses terhadap layanan keuangan yang berkualitas, transparan, dan sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, juga dilakukan peluncuran Bank Sampah di lingkungan Pondok Pesantren Al-Hidayah dan pembukaan 650 rekening tabungan syariah untuk para santri. Program ini tidak hanya mengajarkan santri untuk menabung, tetapi juga menumbuhkan kesadaran lingkungan dan kewirausahaan sejak dini. “Bank Sampah ini diharapkan menjadi contoh bagi kecamatan dan desa lain di Kabupaten Pesawaran, sekaligus menanamkan jiwa mandiri dan entrepreneur bagi santri,” tambah Nanda Indira.
Kepala OJK Provinsi Lampung Otto Fitriandy menilai Pesawaran memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi syariah. Dengan mayoritas penduduk beragama Islam dan lebih dari 80 pesantren, wilayah ini sangat strategis untuk membangun ekosistem inklusi keuangan yang terintegrasi. “Pesantren harus menjadi pusat ekonomi mandiri yang sekaligus menjadi tempat literasi keuangan. Sinergi dengan BSI dan Bank Sampah Sahabat Gajah akan menjadi model pemberdayaan ekonomi umat berbasis nilai-nilai Islam dan keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Otto juga menekankan bahwa masyarakat kini dapat memperoleh layanan konsultasi, edukasi, dan pendampingan terkait keuangan syariah langsung di pesantren. Dengan demikian, santri dan masyarakat sekitar memiliki akses langsung terhadap informasi dan fasilitas keuangan yang mendukung kegiatan ekonomi produktif.
Rinvayanti selaku Karo Perekonomian Provinsi Lampung, mewakili Wakil Gubernur, menambahkan bahwa program EPIKS merupakan bagian dari strategi TPAKD Provinsi Lampung dalam meningkatkan literasi keuangan syariah dan mengintegrasikan pengelolaan lingkungan melalui bank sampah. Berdasarkan data Kementerian Agama RI, Lampung memiliki 1.096 pesantren, tertinggi kedua di Sumatera. “Program ini sangat penting untuk mendorong ekonomi pesantren yang produktif dan berkelanjutan, serta membuka peluang baru dalam pemberdayaan santri dan masyarakat,” katanya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah, KH. Ahmad Ma’shum Abror, menyambut positif peluncuran EPIKS. Ponpes telah memiliki sejumlah unit usaha, seperti produksi kopi, laundry, roti, serta pertanian melon dan cabai, yang dapat mendukung pengembangan ekonomi pesantren. “Kami siap berkolaborasi dengan seluruh pihak agar program ini membawa manfaat besar bagi santri dan masyarakat sekitar. Harapannya kegiatan ini bisa menjadi bekal nyata bagi santri ketika kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Peluncuran EPIKS di Pesawaran menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara pemerintah daerah, OJK, lembaga keuangan, dan pesantren dapat menciptakan ekosistem ekonomi berbasis syariah yang inovatif. Selain mendukung inklusi keuangan, program ini juga menanamkan kesadaran lingkungan, kemandirian, dan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda.
Dengan adanya EPIKS, Kabupaten Pesawaran diharapkan menjadi pionir dalam pemberdayaan ekonomi pesantren berbasis syariah di Lampung, sekaligus membuka peluang untuk pengembangan ekonomi kreatif dan berkelanjutan yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat luas.***

