DJADIN MEDIA — Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Lampung 2025 resmi dimulai hari ini, Senin 20 Oktober 2025, dan akan berlangsung hingga Sabtu, 25 Oktober 2025. Acara yang digelar oleh UPT Taman Budaya Lampung, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, menghadirkan rangkaian kegiatan seni dan budaya dari seniman, komunitas kreatif, hingga pelajar di seluruh Lampung.
PKD Lampung menampilkan seminar seni, pertunjukan teater, musik, tari, dan baca puisi yang melibatkan berbagai komunitas kreatif. Di antaranya Teater Jabal Tanggamus, SMK Darussalam Tanggamus, Yayasan Insan Mandiri, Teater 11 Project, SMAN 1 Way Jepara, hingga seniman individu seperti Iin Zakaria. Puncak acara pada hari terakhir akan menampilkan kolaborasi unik antara penyair Isbedy Stiawan ZS dan putrinya, Dzafira Adelia Putri Isbedy, yang dijadwalkan tampil pada pukul 13.45 hingga 14.00 WIB.
Isbedy, yang dikenal sebagai “Paus Sastra Lampung” oleh HB Jassin, akan membacakan puisi berjudul Sajak Sajak Pendek Ditulis Ketika Kau Menungguku Tiba, sebuah karya dalam 11 bagian, serta satu puisi pendek berjudul Aku Hanya Menunggu. Tema puisi tersebut mengangkat filosofi tentang menunggu sebagai bagian dari fitrah manusia dan makhluk lain, baik dalam konteks kehidupan sehari-hari maupun refleksi spiritual. “Menunggu untuk dipanggil atau menunggu demi meninggalkan dunia fana ini. Bisa pula menunggu pulang ke ‘kampung ibu’ bernama kerinduan pada rumah tua, tungku terbuat dari batu bagi ibu menanak, dan sebagainya,” ujar Isbedy saat ditemui di lokasi, Senin.
Kolaborasi antara Isbedy dan Dzafira bukan hal baru. Keduanya sebelumnya tampil di Festival Puisi Esai Jakarta 2024 di PDS HB Jassin, parade baca puisi penyair ASEAN melalui Zoom saat Ramadhan tahun lalu, serta berbagai ajang seni dan literasi lainnya. Isbedy menyebut Dzafira telah menjadi bagian integral dari kolaborasinya, bahkan merasa “senyawa” dengan puisi yang dibawakannya di atas panggung.
Dzafira, siswi kelas 9 SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Metro, telah mengukir prestasi di tingkat provinsi dan nasional. Ia merupakan pemenang pertama Lomba Muhammadiyah Olimpiad and Festival of Lampung (MOFEST) ke-3 di Lampung Tengah tahun 2025, juara kedua Porseni Muhammadiyah Lampung 2023, serta juara dalam lomba menulis puisi Kartini tingkat nasional. Ia mengaku merasa senang dan tertantang tampil bersama sang ayah di PKD Lampung, yang menurutnya merupakan ajang penting bagi seniman terbaik daerah.
“Kolaborasi ini saya sambut dengan bahagia. Saya sudah sering tampil bersama Abi (sebutan untuk Isbedy), jadi koordinasi di panggung tidak menjadi masalah. Tapi tentu kami tetap berlatih untuk menyelaraskan ekspresi dan ritme puisi,” ujarnya.
Selain pembacaan puisi, PKD Lampung menampilkan pertunjukan teater, musik tradisional, dan tarian yang memperkaya pengalaman seni masyarakat Lampung. Seminar seni yang digelar paralel memberikan ruang bagi pelajar, mahasiswa, dan seniman untuk berdiskusi tentang pengembangan budaya lokal dan pelestarian tradisi.
Berikut kutipan dari puisi yang akan dibacakan Isbedy dan Dzafira:
“tak penting siapa tiba lebih dulu
kita tempuh perjalanan yang sama
— aku dari arah Barat
dan kau mulai dari Timur
di Selatan kita bertemu —
untuk meneguhkan janji
demi menulis sebuah langkah
baru; di depan segala menantang”
“tungku yang ibu pamerkan setiap hari
padaku, sejak aku kanakkanak
telah mengekal di diriku; sebagai tulah
agar aku tahu pulang ke tungku ibu
terbuat dari tanah dan kayu
bahan bakarnya : kenanganku ditanak di situ.”
Acara ini diharapkan menjadi momen penting untuk mengangkat seni dan budaya Lampung, sekaligus memperkenalkan generasi muda berbakat seperti Dzafira kepada masyarakat luas. PKD Lampung 2025 bukan hanya sekadar perayaan seni, tetapi juga sarana edukasi budaya, kolaborasi antar-generasi, dan ruang apresiasi karya kreatif lokal.***

