DJADIN MEDIA– Benfica dan pelatih legendaris Jose Mourinho bersiap menghadapi momen krusial di Liga Champions musim ini. Pada Kamis, 6 November 2025, The Eagles akan menjamu Bayern 04 Leverkusen di Stadion Cahaya, kandang Benfica, dalam laga yang diprediksi akan menentukan nasib mereka di fase grup.
Bagi Jose Mourinho, laga ini lebih dari sekadar pertandingan. Setelah dua laga sebelumnya gagal meraih poin dan tidak mampu mencetak gol saat bertandang ke Inggris, tekanan besar kini ada di pundak “The Special One” untuk menampilkan kejeniusan taktiknya yang telah dikenal di seluruh Eropa.
Pelatih SSB Biru Alap-Alap, Effendi Siahaan, menilai bahwa laga ini menjadi ujian nyata kemampuan Mourinho. “Sudah dua pertandingan di Liga Champions, tapi Jose Mourinho belum memberi poin bagi Benfica. Mereka bahkan belum mampu mencetak gol dalam dua lawatan ke Inggris. Ini saatnya membalikkan keadaan di kandang sendiri,” ujar Effendi, Jumat (31/10/2025).
Sejarah membuktikan Mourinho mampu menghadirkan keajaiban di kompetisi Eropa. Saat menukangi AS Roma, ia pernah menaklukkan Bayern 04 Leverkusen di semifinal Europa League, menghadapi tim Leverkusen yang saat itu tengah tampil impresif di bawah arahan pelatih muda berbakat Xabi Alonso, yang kini memimpin Los Galácticos Real Madrid. Pengalaman tersebut diyakini menjadi modal penting bagi Mourinho untuk menghadapi tantangan serupa bersama Benfica.
Keunggulan kandang menjadi salah satu faktor penting yang bisa dimanfaatkan Benfica. Stadion Cahaya yang selalu bergemuruh dengan dukungan fanatik suporter memberikan atmosfer yang menakutkan bagi tim tamu. Effendi menambahkan, “Tidak ada alasan yang meruntuhkan mental mereka (Jose Mourinho dan Benfica). Mereka main di kandang, dan itu harus menjadi momentum kebangkitan.”
Selain faktor mental dan dukungan suporter, strategi taktik Mourinho akan menjadi kunci. Pakar sepak bola menilai bahwa Mourinho cenderung mengutamakan pertahanan solid dan serangan balik cepat saat menghadapi tim kuat, strategi yang sudah terbukti berhasil di banyak kompetisi Eropa. Benfica pun diharapkan bisa memaksimalkan lini tengah mereka untuk mencetak peluang emas dan menekan pertahanan Leverkusen sejak menit awal.
Meskipun Bayern 04 Leverkusen baru-baru ini mengalami kekalahan telak dari PSG di kandang sendiri, Mourinho tidak bisa meremehkan kualitas lawan. Kedisiplinan dan agresivitas Leverkusen, terutama dalam serangan balik cepat, tetap menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, Mourinho dan timnya dituntut tampil fokus penuh selama 90 menit untuk memastikan kemenangan pertama di Liga Champions musim ini.
Dengan laga yang semakin dekat, sorotan media dan penggemar sepak bola Eropa tertuju pada Stadion Cahaya. Apakah Jose Mourinho bisa mengembalikan magisnya di pentas Liga Champions dan membawa Benfica keluar dari zona tekanan? Semua mata akan tertuju pada 6 November mendatang.***

