DJADIN MEDIA – Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, mengaku haru saat timnya melakoni laga tandang kontra Bhayangkara Presisi Lampung FC di Stadion Sumpah Pemuda, Way Halim, Sabtu (16/8/2025).
Atmosfer lebih dari 6.700 penonton dan fasilitas stadion yang memadai membuat Tavares kagum. Apalagi, tim berjuluk Juku Eja berhasil mencuri satu poin setelah bermain imbang 1-1 melawan tuan rumah.
Namun, di balik rasa kagumnya, Tavares juga meluapkan sedikit kekecewaan saat membandingkan dukungan suporter di Bandar Lampung dengan laga kandang perdana PSM Makassar di Stadion BJ Habibie, Pare-Pare, pada 8 Agustus 2025, yang hanya dihadiri separuh kapasitas stadion.
“Saya sedikit frustasi ketika kembali ke Pare-Pare. Kita punya banyak suporter, tapi setengah stadion kosong. Kalau klub ini mau jadi besar, mereka harus hadir langsung mendukung di stadion,” ujar Tavares dalam konferensi pers.
Pelatih asal Portugal itu menekankan pentingnya dukungan penuh penonton bagi jalannya pertandingan. Ia bahkan mencontohkan keputusan wasit di Stadion Sumpah Pemuda, yang memberi penalti kepada Bhayangkara setelah tekanan suara ribuan suporter saat VAR ditinjau pada menit ke-55.
“Jika stadion sepi tanpa teriakan ‘penalti’, mungkin wasit tidak akan memutuskan penalti,” katanya.
Tavares mengaku terkejut karena sebelumnya ia mendengar Bhayangkara bukan tim dengan basis suporter kuat. Namun kenyataan di Lampung justru berbeda.
“Saya dengar Bhayangkara tim besar tapi tanpa suporter. Hari ini saya terkejut karena stadion penuh,” ungkapnya.
Pelatih yang membawa PSM juara Liga 1 2023 itu pun kembali mengenang momen dua musim lalu ketika antusiasme suporter Sulawesi membuat stadion selalu penuh. Dukungan itu menjadi faktor penting mengantarkan Juku Eja meraih gelar juara liga setelah penantian 23 tahun.***