DJADIN MEDIA– Rendahnya angka partisipasi lulusan SMA/SMK di Lampung yang berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung mengambil langkah serius. Tidak hanya menggandeng sejumlah bimbingan belajar (bimbel), Pemprov kini menyiapkan kurikulum khusus serta program pelatihan guru melalui Training of Trainers (TOT) dan Bimbingan Teknis (Bimtek).
Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico, menegaskan bahwa strategi ini dirancang untuk memperkuat kesiapan siswa menghadapi persaingan ketat masuk PTN, baik melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) maupun jalur non-tes. “Kurikulum khusus ini tidak menggantikan kurikulum nasional, tetapi akan menjadi penyempurna yang membuat siswa lebih fokus dalam memahami materi yang sering diujikan dalam seleksi perguruan tinggi. Di sisi lain, TOT guru dan bimtek kami siapkan agar para pendidik memiliki kemampuan lebih dalam mengarahkan siswa,” ujarnya saat meninjau revitalisasi SMAN Pulau Legundi, Pesawaran, Rabu (24/9/2025).
Langkah ini dipicu data mencolok dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pada 2024, Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi di Lampung hanya mencapai 22,29 persen. Capaian ini menempatkan Lampung di peringkat ke-35 dari 38 provinsi di Indonesia. Dari sekitar 110 ribu lulusan SMA/SMK sederajat, hanya 12 ribu yang berhasil diterima di PTN. Angka ini menunjukkan masih minimnya kesiapan akademik dan strategi siswa dalam menghadapi seleksi.
Situasi makin terlihat pada penerimaan mahasiswa di Universitas Lampung (Unila). Pada SNBT 2025, tercatat sebanyak 40.475 siswa mendaftar. Namun hanya 5.444 peserta yang berhasil diterima, atau sekitar 13 persen saja. Perbandingan ini menggambarkan betapa ketatnya persaingan dan pentingnya strategi belajar yang tepat sejak dini.
Jika dibandingkan dengan provinsi lain, Lampung masih jauh tertinggal. Provinsi tetangga, Sumatera Selatan, mencatat APK 26,41 persen pada 2024. Sementara DI Yogyakarta berhasil menembus lebih dari 70 persen, menjadikannya provinsi dengan tingkat keterimaan perguruan tinggi tertinggi di Indonesia.
Untuk menutup kesenjangan ini, Disdikbud Lampung juga menggandeng berbagai bimbel ternama seperti Ganesha Operator, Bimbel Abdi Negara, Bimbel Prosus Intel, Bimbel Platinum, Ruang Guru, LB Lia, English1 Lampung, Primagama, Bimbel Nings Covise, dan Bimbel Nurul Fikri. Kolaborasi ini diwujudkan dalam bentuk seminar motivasi, try out gratis, hingga kelas intensif persiapan SNBT.
Menurut Thomas, dengan adanya kurikulum adaptif yang fokus pada kebutuhan seleksi PTN, ditambah TOT guru, maka kualitas pembelajaran di sekolah akan semakin efektif. Guru diharapkan tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga mentor yang mampu menuntun siswa melewati tantangan akademik yang lebih berat. “Kami ingin memastikan siswa Lampung tidak hanya siap secara pengetahuan, tetapi juga memiliki mental dan strategi yang matang,” tegasnya.
Disdikbud juga menekankan bahwa fokus bukan hanya pada jalur tes, tetapi juga jalur non-tes, seperti seleksi nilai rapor dan jalur mandiri. Persiapan matang di kedua jalur ini diharapkan dapat membuka lebih banyak pintu bagi siswa Lampung agar bisa masuk PTN favorit di seluruh Indonesia.
Langkah-langkah ini, menurut pengamat pendidikan, bisa menjadi titik balik bagi Lampung untuk keluar dari peringkat bawah dalam APK perguruan tinggi. Dengan kombinasi kurikulum khusus, peningkatan kualitas guru, serta dukungan bimbel, peluang siswa Lampung diterima di PTN besar seperti Unila, UGM, ITB, dan UI diprediksi akan lebih besar di masa mendatang.***