DJADIN MEDIA – Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, bersama dukungan penuh dari kekuatan politik legislatif yang dipimpin Ketua DPR RI Puan Maharani, semakin menunjukkan arah pembangunan Indonesia yang tidak hanya berbasis ekonomi semata, tetapi juga mengedepankan kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan utama.
Fenomena ini terlihat nyata dari sejumlah kampanye publik dan kebijakan yang digulirkan sejak awal masa pemerintahan Prabowo-Gibran. Pesan yang disampaikan kepada seluruh pendukung dan masyarakat Indonesia menekankan bahwa pembangunan negara besar, yang menghubungkan ribuan pulau dengan ragam suku, budaya, dan bahasa, bukanlah beban, melainkan proses yang dapat dinikmati. Konsep ini menekankan bahwa pembangunan harus dirasakan sebagai sesuatu yang positif dan memunculkan antusiasme, sehingga masyarakat dapat terlibat secara emosional dan sosial.
Ajakan untuk ikut aktif dalam pembangunan ini, meskipun bagi sebagian pihak terkesan sederhana atau tidak formal, justru relevan sebagai bentuk komunikasi langsung dengan masyarakat. Pesan primordial yang dibawa pemerintah ini menekankan bahwa pembangunan bukan sekadar pekerjaan birokratis atau administratif, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari yang bisa membawa kebahagiaan.
Di sisi legislatif, kepemimpinan Puan Maharani dalam mengarahkan DPR RI menunjukkan bahwa parlemen juga mendukung visi pembangunan yang menyeluruh. Dalam kondisi gejolak global, seperti ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur, DPR memberikan sinyal kuat bahwa Indonesia tetap stabil dan mampu menjaga ritme pembangunan nasional tanpa terganggu signifikan oleh kondisi global. Hal ini menjadi penting untuk menjaga kepercayaan investor dan memastikan kontinuitas proyek pembangunan strategis di dalam negeri.
Namun demikian, pemerintah menyadari bahwa persepsi masyarakat terhadap pembangunan bersifat heterogen. Setiap warga negara memiliki hak berekspresi, baik melalui demonstrasi di jalan, media sosial, maupun forum publik lainnya. Gelombang aspirasi ini menjadi bagian dari dinamika demokrasi yang sehat, meskipun kadang berbeda pandangan dengan arah kebijakan pemerintah.
Dalam konteks ekonomi dan investasi, ajakan untuk melihat pembangunan sebagai sumber kebahagiaan juga memiliki dampak strategis. Iklim investasi yang positif dapat tercipta apabila masyarakat dan pelaku bisnis melihat pemerintah mampu mengelola pembangunan secara efektif, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Fokus pada pembangunan kebahagiaan ini diharapkan memunculkan rasa optimisme, sekaligus menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di berbagai sektor, termasuk industri manufaktur, teknologi, infrastruktur, dan sektor strategis lainnya.
Langkah ini juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan pembangunan tidak hanya ukuran materi, tetapi sebagai indikator kualitas hidup. Dengan demikian, visi pembangunan Indonesia tidak hanya sebatas angka pertumbuhan ekonomi atau capaian proyek fisik, melainkan juga tercapainya kesejahteraan psikologis dan sosial masyarakat, yang pada gilirannya memperkuat kohesi sosial dan daya saing bangsa di tingkat global.***
