• Biolink
  • Djadin Media
  • Network
  • Sample Page
Sunday, August 17, 2025
  • Login
Djadin Media
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
Djadin Media
No Result
View All Result
Home Daerah

Ekosipasi: Filosofi Kopi, Gunung, dan Cerutu Robertus Robet dalam Merawat Keadilan dan Alam

MeldabyMelda
June 13, 2025
in Daerah
0
Ekosipasi: Filosofi Kopi, Gunung, dan Cerutu Robertus Robet dalam Merawat Keadilan dan Alam

DJADIN MEDIA — Di balik cangkir kopi arabika yang diseduh dengan penuh kehati-hatian, Robertus Robet merangkai gagasan besar yang menantang batas-batas filsafat lama. Bagi Robet, kopi bukan sekadar minuman. “Ngopi sendiri itu seperti berpikir sendiri di ruangan kosong. Terlalu sunyi, terlalu sepi,” ungkapnya. Kopi adalah pintu menuju percakapan dan perjuangan: tentang keadilan, demokrasi, dan hubungan manusia dengan alam.

Dalam setiap seruputannya, dan diiringi asap cerutu yang mengepul, diskusi mengalir tentang kapitalisme, ekploitasi, hingga materialisme yang menggerus nilai kemanusiaan. Robet mengingatkan, “Hati-hati dalam dunia material yang konsumtif. Uang dianggap segalanya, bisa menjadikan setan.”

Namun, tak hanya kopi atau cerutu yang menjadi ruang kontemplasi. Puncak-puncak gunung — dari Himalaya, Elbrus, Jayawijaya hingga gunung-gunung Indonesia — menjadi guru sunyi yang membisikkan nilai keberanian, kesederhanaan, dan penghormatan pada hidup.

Dari semua pengalaman itu, lahirlah Ekosipasi: teori baru yang memperluas emansipasi klasik. Ekosipasi menolak dikotomi manusia-alam, mengusulkan demokrasi yang juga mendengar suara gunung, sungai, dan pohon. “Kalau ada fraksi pengusaha, harusnya ada fraksi pohon, laut, dan gunung,” kata Robet lantang.

Puncaknya, pada 12 Juni 2025 di Aula Latief Hendraningrat, Universitas Negeri Jakarta, gagasan ini disampaikan Robet saat dikukuhkan sebagai Guru Besar. Dengan penuh semangat, ia menutup pidatonya:

“Jika demokrasi adalah suara semua, maka daun yang gugur pun harus kita dengar.”

Ekosipasi kini menjadi seruan untuk perubahan mendasar dalam cara kita memaknai demokrasi dan keadilan. Sebuah perjuangan untuk dunia yang lebih utuh dan berkeadilan, bukan hanya bagi manusia, tapi juga bagi alam.***

Source: Arief Mulyadin
Tags: EkosipasiFilsafatKopiRobertusRobet
Previous Post

Lampung Satukan Langkah, Akselerasi Pengentasan Kemiskinan Lewat TKPKD 2025

Next Post

Bunda Literasi Lampung Dukung Lomba Baca Puisi Esai, Dorong Kaderisasi Sastrawan Muda

Next Post
Bunda Literasi Lampung Dukung Lomba Baca Puisi Esai, Dorong Kaderisasi Sastrawan Muda

Bunda Literasi Lampung Dukung Lomba Baca Puisi Esai, Dorong Kaderisasi Sastrawan Muda

Facebook Twitter

Alamat Kantor

Perumahan Bukit Billabong Jaya Blok C6 No. 8,
Langkapura, Bandar Lampung
Email Redaksi : lampunginsider@gmail.com
Nomor WA/HP : 081379896119

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In