DJADIN MEDIA – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyerukan pentingnya kolaborasi antara Pemerintah Provinsi dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Lampung untuk mengatasi persoalan-persoalan mendasar di Bumi Ruwa Jurai. Hal ini disampaikan saat puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-75 PW Fatayat NU Lampung, Sabtu (17/5/2025), di Gedung Serba Guna (GSG) Pemda Pesawaran.
Dalam pidatonya, Gubernur Mirza menyoroti tiga tantangan utama yang harus disikapi bersama: peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), penguatan sektor UMKM, serta pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak.
Fatayat NU: Mitra Strategis untuk IPM dan Literasi
“IPM kita harus ditingkatkan dari level paling bawah: desa dan keluarga. Di sinilah peran Fatayat sangat vital—sebagai ibu, pendidik, dan penggerak literasi,” ujar Gubernur. Ia mengajak Fatayat terlibat langsung dalam program peningkatan pendidikan dan penguatan literasi sebagai investasi untuk generasi emas 2045.
UMKM Perempuan Lampung Menuju Pasar Ekspor
Lampung memiliki lebih dari 490.000 unit UMKM, dan 80% di antaranya dikelola perempuan. Gubernur Mirza menyatakan komitmennya untuk mengembangkan potensi ini bersama Fatayat NU, dengan menjadikan produk UMKM lokal sebagai komoditas ekspor unggulan.
“Kita akan pilih, bina, dan dorong produk UMKM Fatayat menjadi produk ekspor nasional dari Lampung,” tegasnya.
Perempuan Lampung: Pemimpin Masa Depan
Isu perlindungan perempuan dan anak juga menjadi perhatian. Gubernur Mirza percaya, perempuan Lampung memiliki kemampuan kepemimpinan dan daya saing yang mumpuni.
“Wanita di Lampung punya kekuatan lebih. Fatayat NU adalah bukti nyata bahwa perempuan bisa jadi penggerak pembangunan,” katanya penuh keyakinan.
Fatayat NU: 75 Tahun Berkhidmat, Bergerak untuk Umat
Ketua PW Fatayat NU Lampung, Wirdayati, menyatakan bahwa usia 75 tahun bukan sekadar angka, melainkan simbol keteguhan perjuangan. Ia menegaskan kesiapan Fatayat untuk bersinergi membangun Lampung yang inklusif, sejahtera, dan berkeadilan.
“Fatayat bukan hanya tempat berhimpun, tapi ruang pengabdian yang melahirkan pemimpin perempuan berbasis nilai dan aksi,” ujar Wirdayati.
Dukungan Penuh dari Daerah dan Tokoh NU
Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona, dan Sekretaris PWNU Lampung, Hidir Ibrahim, turut menyampaikan harapan agar Fatayat terus berperan aktif dalam mendukung pembangunan daerah dan menjadi solusi bagi persoalan kebangsaan dan keperempuanan.
Pada momen ini, juga dilantik Pengurus Cabang Fatayat NU Kabupaten Pesawaran masa khidmat 2025–2030, dengan Siti Ahidiyah sebagai Ketua Harian, Eti Nilawati sebagai Sekretaris, dan Atminiyati sebagai Bendahara.
Gerakan Nyata: Dari Doa Hingga Aksi Sosial
Sebelum puncak acara, rangkaian kegiatan telah digelar di berbagai daerah: istighosah, pelatihan politik perempuan jelang Pilkada, pelatihan menjahit dan bordir, bazar UMKM, hingga layanan kesehatan gratis. Semua menjadi cermin nyata komitmen Fatayat NU dalam mewujudkan perempuan yang mandiri, sehat, dan berdaya.***