DJADIN MEDIA- Terpilihnya Lesty Putri Utami sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Lampung Selatan periode 2025–2030 dalam Konfercab serentak menghadirkan dinamika baru dalam perpolitikan daerah. Momentum ini bukan hanya pergantian pucuk pimpinan, tetapi sinyal kuat bahwa PDI Perjuangan Lampung tengah memasuki babak baru regenerasi dan konsolidasi ideologi Marhaenisme. Di tengah situasi politik yang berubah cepat, kehadiran Lesty menjadi simbol bangkitnya kekuatan baru di tubuh partai yang berakar pada perjuangan kerakyatan.
Sebagai figur muda, Lesty tidak hanya dituntut memimpin struktur organisasi, tetapi juga menjadi lokomotif yang mampu menggerakkan massa, merawat ideologi, serta menghidupkan kembali semangat pro-rakyat yang menjadi fondasi perjuangan Bung Karno. Keputusan para kader yang memilihnya secara aklamatif menunjukkan bahwa Lampung Selatan membutuhkan sosok segar yang progresif, mampu bertarung, dan berpihak pada kepentingan wong cilik.
Perempuan Muda di Garis Depan Politik Kerakyatan
PDI Perjuangan konsisten menempatkan perempuan sebagai kekuatan utama dalam perjuangan politik. Terpilihnya Lesty membuktikan keberanian partai menaruh kepercayaan pada sosok perempuan muda yang siap memimpin barisan perlawanan rakyat. Lesty digambarkan sebagai wajah politik generasi baru: energik, berani, dan jelas dalam memegang teguh ideologi partai.
Keberhasilan perempuan memimpin struktur politik daerah bukanlah fenomena baru, namun Lesty membawa semangat berbeda. Ia hadir sebagai representasi generasi yang lahir dari kesadaran kolektif bahwa masa depan politik Indonesia membutuhkan lebih banyak pemimpin perempuan yang mampu mendobrak dominasi elit lama. Inilah bentuk nyata politik masa depan: pergerakan yang lahir dari hati rakyat dan dipimpin kaum muda yang tak gentar menghadapi tantangan.
Akar Politik Kuat dari Keluarga Pejuang Rakyat
Latar belakang keluarga menjadi faktor penting yang membentuk karakter dan komitmen politik Lesty. Ia bukan datang dari ruang kosong, melainkan dari keluarga besar yang mengabdikan hidupnya bagi rakyat Lampung.
Ayahnya, Mukhlis Basri, mantan Bupati Lampung Barat dua periode dan kini Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dikenal sebagai sosok yang selalu memperjuangkan kepentingan desa, petani, dan rakyat pinggiran. Pamannya, Parosil Mabsus, Bupati Lampung Barat, adalah tokoh yang dianggap berhasil memanifestasikan nilai-nilai kerakyatan melalui program nyata yang langsung menyentuh masyarakat.
Adik bungsunya, Laras Tri Handayani, juga terjun ke dunia politik hingga mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Pringsewu. Jejak kepemimpinan keluarga ini semakin lengkap dengan hadirnya sepupu-sepupu yang aktif di DPRD Lampung Barat seperti Ahmad Ali Akbar dan Tommy Ardi, serta kader muda progresif seperti Irfan Mabsus.
Keluarga ini adalah contoh nyata “keluarga pejuang rakyat” yang menghidupi nilai-nilai partai sejak lama. Dengan pijakan tersebut, perjalanan politik Lesty memiliki dasar kuat yang mengarah pada satu tujuan: kerja politik yang membela rakyat kecil.
Mandat Kepemimpinan: Konsolidasi, Perlawanan, dan Kemenangan
Dukungan aklamatif yang diterima Lesty dalam Konfercab bukan sekadar simbol popularitas, tetapi bentuk mandat politik dari seluruh struktur partai. Ada tiga tugas besar yang diembannya:
1. Mengokohkan disiplin ideologi partai hingga ke tingkat ranting dan anak ranting, memastikan seluruh kader bergerak dalam garis perjuangan yang sama.
2. Menghidupkan kembali peran partai sebagai pelindung dan pembela wong cilik: petani, buruh, nelayan, pedagang kecil, serta kelompok masyarakat rentan lainnya.
3. Membangun organisasi DPC yang modern, responsif, dan mampu memenangkan kontestasi politik mendatang.
Lesty bukan hanya ditugaskan memimpin DPC, tetapi menggerakkan mesin politik yang lebih efektif, lebih dinamis, dan lebih dekat dengan kebutuhan rakyat Lampung Selatan.
Gelombang Kebangkitan Kader Muda Marhaenis
Kehadiran Lesty menegaskan gelombang baru kader muda Marhaenis yang siap mengisi struktur partai dengan ide dan energi segar. Di tengah tuntutan politik modern, PDI Perjuangan membutuhkan figur yang tidak hanya memiliki pengalaman, tetapi juga imajinasi politik untuk menjawab tantangan zaman.
Lesty Putri Utami berdiri sebagai simbol kebangkitan itu. Ia menjadi wajah perubahan yang mampu menyatukan tradisi perjuangan dengan inovasi gerakan politik masa kini. Sosoknya berpotensi menjadi tokoh penting dalam sejarah baru PDI Perjuangan Lampung—sejarah yang ditulis oleh keberanian, ketegasan, dan komitmen kepada rakyat.
Lampung Selatan kini memasuki era baru. Bersama Lesty, barisan wong cilik mendapatkan pemimpin muda yang siap berdiri paling depan, mengibarkan panji perjuangan, dan memastikan bahwa suara rakyat tidak hanya didengar, tetapi diperjuangkan.***

