DJADIN MEDIA — Lonjakan harga kebutuhan pokok pasca-Iduladha 1446 H/2025 M bikin masyarakat menjerit. Hal ini mengemuka dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang digelar virtual pada Senin (16/6/2025).
Rakor ini diikuti Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Lampung Selatan dari Kantor Bupati setempat. Dalam arahannya, Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam menghadapi krisis harga pangan ini.
“Pekan lalu rapat penting sudah digelar, dipimpin Menko Pangan Zulkifli Hasan bersama Menteri Pertanian, Perdagangan, Bappenas dan lainnya. Fokus kita menekan harga pangan,” kata Tomsi.
Pemerintah menggencarkan operasi pasar melalui program SPHP dan mempercepat penyaluran bantuan pangan berupa beras, yang sudah dimulai sejak Juni hingga Juli mendatang.
Empat komoditas jadi sorotan karena melonjak signifikan: beras, minyak goreng, cabai merah, dan cabai rawit. Harga telur dan ayam ras disebut masih stabil.
“Empat komoditas ini sudah sangat mengkhawatirkan. Kita harus bergerak cepat!” tegas Tomsi.
Deputi BPS RI Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini, menambahkan, 14 provinsi mencatat kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada pekan kedua Juni 2025, 1 provinsi stabil, dan 23 provinsi mengalami penurunan.
“Beras dan ayam ras jadi pemicu utama kenaikan harga, disusul bawang merah, cabai merah, cabai rawit, serta minyak goreng,” ungkap Pudji.
Pemerintah berharap kombinasi operasi pasar, bantuan pangan, dan koordinasi lintas kementerian mampu segera menstabilkan harga di pasaran.***