DJADIN MEDIA – Momentum membanggakan terjadi di Lapas Kelas IIA Kalianda pada Jumat (21/11/2025), ketika dua Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kasus terorisme secara resmi menyatakan Ikrar Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan mereka untuk meninggalkan paham radikal dan kembali menegakkan nilai-nilai kebangsaan.
Prosesi sakral ini diawali dengan pembacaan dan penandatanganan pernyataan sumpah setia. Selanjutnya, kedua WBP memberikan penghormatan kepada bendera Merah Putih dan membaca Pancasila, sebagai simbol pengakuan dan kembalinya mereka terhadap dasar negara. Keluarga masing-masing WBP hadir menyaksikan momen ini, memberikan dukungan emosional sekaligus memperkuat tekad mereka untuk berubah. Kehadiran keluarga juga menegaskan pentingnya peran sosial dan keluarga dalam proses reintegrasi WBP.
Selain keluarga, acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Kanwil Ditjenpas Lampung, Agus Wahono, serta unsur Forkopimda dan instansi terkait, antara lain BNPT, Polres Lampung Selatan, Kodim 0421, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri Lampung Selatan, Kemenag Lampung Selatan, Polsek Kalianda, Bapas Kelas I Bandar Lampung, dan Kantor Imigrasi Kalianda. Kehadiran berbagai pihak ini menegaskan bahwa proses pemasyarakatan dan reintegrasi merupakan hasil kerja sama multipihak, bukan hanya tanggung jawab lembaga pemasyarakatan semata.
Kalapas Kalianda, Beni Nurrahman, dalam amanatnya menekankan makna mendalam dari ikrar tersebut. “Setelah berikrar kembali kepada NKRI, saudara bukan hanya bebas dari pengaruh negatif, tetapi juga bebas dalam makna kehidupan—siap berdaya, berkarya, berkontribusi, dan menjadi manusia baru untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya. Ia menekankan bahwa pembinaan warga binaan harus mengedepankan pendekatan humanis, sehingga mereka tidak hanya patuh secara administratif, tetapi juga memahami nilai-nilai moral dan sosial dalam kehidupan berbangsa.
Ikrar setia ini bukan sekadar seremonial. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa melalui pembinaan, pendidikan karakter, dan bimbingan spiritual, WBP dapat memperbaiki kesalahan masa lalu, menemukan jati diri, dan kembali menjadi bagian masyarakat dengan tanggung jawab sosial. Proses reintegrasi yang dijalankan di Lapas Kalianda menekankan pentingnya pendekatan personal, dukungan keluarga, serta pengawasan profesional agar WBP siap menghadapi tantangan hidup setelah bebas dan turut menjaga keutuhan NKRI.
Para narasumber menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi contoh penting bagi WBP lain, bahwa perubahan dan pemulihan diri adalah mungkin. Pembinaan yang komprehensif, termasuk kegiatan keagamaan, pendidikan keterampilan, dan bimbingan psikologis, menjadi fondasi utama agar mereka mampu menghindari pengaruh radikalisme di masa depan.
Dengan dukungan penuh keluarga, pemerintah, aparat keamanan, dan berbagai lembaga terkait, proses reintegrasi ini diharapkan dapat menciptakan warga binaan yang mandiri, produktif, dan berkomitmen menjaga persatuan serta kedamaian di NKRI. Acara ikrar setia ini menjadi bukti nyata bahwa negara hadir tidak hanya melalui hukum dan penegakan, tetapi juga melalui pembinaan dan pemulihan manusia secara holistik.***
