DJADIN MEDIA– Gelombang konsolidasi dan aksi sosial di Lampung semakin nyata. Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Lampung mengeluarkan instruksi resmi kepada seluruh Pimpinan Cabang (PC) IPNU se-provinsi untuk bersiap turun ke jalan pada tanggal 1 September 2025. Instruksi ini berlaku sebagai perintah tetap hingga ada arahan lebih lanjut dari PWNU, menandakan tekad organisasi untuk aktif dalam menegakkan keadilan dan mendukung hak-hak rakyat.
Dalam rapat koordinasi yang digelar beberapa waktu lalu, PW IPNU Lampung menegaskan beberapa poin penting yang wajib dipatuhi seluruh kader IPNU. Instruksi ini menekankan kesatuan langkah dan solidaritas pelajar NU dalam menghadapi kondisi sosial-politik yang sedang memanas akibat jatuhnya korban jiwa di berbagai daerah akibat tindakan represif aparat keamanan.
Empat poin utama instruksi tersebut meliputi:
1. Mengikuti penuh arahan dari Pengurus Pusat (PP) IPNU, memastikan semua kegiatan sesuai dengan keputusan organisasi dan tidak keluar dari koridor hukum.
2. Turun ke jalan pada aksi 1 September secara serentak bersama elemen Cipayung+ dan berbagai organisasi masyarakat, menunjukkan persatuan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat sipil.
3. Menggelar doa bersama dan menyalakan lilin, sebagai simbol solidaritas dan penghormatan kepada para korban demonstrasi serta mengingatkan masyarakat akan pentingnya hak asasi manusia.
4. Setiap cabang IPNU wajib mengirimkan minimal 10 anggota untuk bergabung dalam aksi massa, memastikan kehadiran organisasi terasa signifikan di lapangan.
Ketua PW IPNU Lampung menekankan bahwa doa dan lilin hanyalah simbol, tetapi aksi di jalan merupakan bukti nyata bahwa pelajar NU berdiri bersama rakyat. “Satu nyawa rakyat melayang adalah panggilan bagi kita semua untuk bergerak. IPNU Lampung tidak akan diam melihat ketidakadilan,” tegasnya.
Persiapan menuju aksi 1 September juga melibatkan koordinasi intensif antara PW dan PC IPNU, termasuk pembekalan kader tentang keselamatan, strategi aksi damai, serta pengorganisasian logistik di lapangan. Kegiatan ini dipastikan akan melibatkan ribuan kader dari seluruh penjuru Lampung, mulai dari Bandar Lampung, Lampung Selatan, hingga Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Lampung Barat, memastikan penyebaran massa merata dan aksi dapat berjalan tertib.
Selain itu, PW IPNU Lampung juga mendorong setiap cabang untuk melakukan edukasi kepada masyarakat terkait hak konstitusional dalam menyampaikan aspirasi. Hal ini bertujuan agar aksi tidak hanya menjadi demonstrasi massa semata, tetapi juga media pembelajaran demokrasi bagi masyarakat luas.
Instruksi ini menegaskan bahwa aksi 1 September akan menjadi momentum konsolidasi besar, menandai titik nyala perlawanan baru dari tanah Lampung. PW IPNU Lampung menekankan bahwa aksi ini bukan sekadar protes, tetapi juga wujud tanggung jawab sosial pelajar NU dalam menegakkan keadilan, menolak kebungkaman, dan memperjuangkan hak rakyat.
Dengan tekad bulat, IPNU Lampung mengirim pesan tegas ke penguasa: rakyat bersatu tidak bisa dikalahkan, dan pelajar NU akan terus berdiri sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan keadilan dan hak-hak masyarakat. Momentum 1 September diyakini akan menjadi simbol kebangkitan solidaritas pelajar, mahasiswa, dan masyarakat sipil dalam menuntut perubahan sosial yang lebih adil.***