DJADIN MEDIA– Penyair kenamaan Indonesia, Isbedy Stiawan ZS, bersama putrinya, Dzafira Adelia Putri Isbedy, tampil dalam Semarak Ramadan Sedunia 2025, sebuah ajang sastra internasional yang mempertemukan penyair dari berbagai negara. Acara ini digelar pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 22.30 waktu Malaysia, dan diikuti oleh para sastrawan dari 10 negara.
Dalam kesempatan ini, Isbedy dan Dzafira membacakan puisi berjudul “Sajaksajak Pendek yang Ditulis ketika Kau Menungguku Tiba (Tentang Mudik)” dalam delapan bagian. Puisi ini sebelumnya telah dimuat di Jawa Pos pada hari yang sama.
“Saya sengaja mengajak Dzafira berkolaborasi karena puisi ini memiliki kedalaman emosional yang lebih kuat jika dibawakan bersama. Ini juga menjadi ruang eksplorasi bagi putri saya untuk mengembangkan bakatnya dalam dunia sastra,” ujar Isbedy.
Dzafira, yang saat ini menempuh pendidikan di SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan (MuAD) Kota Metro, Lampung, telah aktif dalam berbagai ajang pembacaan puisi, baik di tingkat daerah maupun nasional. Ia kerap tampil bersama sang ayah, termasuk di PDS HB Jassin, Jakarta.
Apresiasi dari Para Sastrawan Internasional
Penampilan duet Isbedy dan Dzafira mendapat sambutan positif dari Dato Dr Radzuan Ibrahim, Presiden PEMUISI Malaysia.
“Sebuah penampilan yang luar biasa. Puisi yang mereka bawakan sarat akan makna, dan ekspresinya begitu kuat. Tahniah!” ujarnya.
Radzuan juga mengungkapkan harapannya agar kerja sama sastra lintas negara seperti ini terus berlanjut untuk mempererat hubungan budaya melalui puisi.
Daftar Sastrawan yang Turut Berpartisipasi
Acara ini menghadirkan berbagai penyair dari penjuru dunia, di antaranya:
- Malaysia: Datuk Seri Profesor Emeritus Dr Awang Sariyan, Datuk Dr Lim Swee Tin, Datuk Dr Zurinah Hassan, Dr Ferri Anugerah Makmur, Profesor Emeritus Dr Muhammad Haji Salleh, Datuk Profesor Dr Mohamad Fauzan Noordin.
- Rusia: Dr Victor Pogadaev.
- Australia: Yasmaine Millson.
- Brunei: Kriskarmila, Dr Zefri Ariff, Mohamad Letfee Ahmad.
- Korea Selatan: Dr Myoung Sook Kang.
- China: Aisyah Yahui Zhou.
- Thailand: Dr Suraiya Chapakiya.
- India: Dr Brajesh Kumar Gupta.
- Belanda: Sita Aulliya.
- Singapura: Isa Kamari.
- Indonesia: Hudan Nur (Kalimantan Selatan), Zab Bransah (Aceh).
Acara ini berlangsung hingga pukul 01.00 waktu Malaysia, menghadirkan berbagai gaya dan pendekatan dalam membaca puisi, mencerminkan kekayaan budaya masing-masing negara.
Puisi sebagai Jembatan Budaya
Kehadiran Isbedy Stiawan ZS dan Dzafira Adelia dalam ajang ini kembali menegaskan bahwa puisi dapat menjadi jembatan lintas budaya yang mempererat hubungan antarbangsa.
Semarak Ramadan Sedunia 2025 bukan hanya menjadi ajang apresiasi sastra, tetapi juga wadah untuk memperkuat identitas budaya Indonesia di kancah internasional.***