DJADIN MEDIA– Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Kabupaten Pringsewu tahun 2025, kondisi internal partai tetap kondusif dan terjaga, meski dinamika politik mulai terasa di kalangan kader. Sejumlah nama yang berpotensi maju dalam kontestasi kepemimpinan belum menyatakan secara terbuka, sehingga suasana politik partai masih adem ayem.
Salah satu tokoh senior Golkar, mantan anggota DPRD Pringsewu dua periode, Sagang Nainggolan, menegaskan kesiapannya untuk memimpin Golkar Pringsewu apabila diberi amanat oleh partai. “Sebagai kader, jika di beri amanat oleh partai menjadi ketua Golkar Pringsewu, harus siap, siapa pun tidak terkecuali saya,” ujar Sagang Nainggolan, Kamis (23/10/2025).
Sagang menjelaskan, Musda adalah ajang strategis yang dijalankan sesuai mekanisme dan aturan partai. Mulai dari tingkat pusat hingga daerah, Golkar memiliki budaya khusus dalam kontestasi kepemimpinan yang mengedepankan transparansi, integritas, dan akuntabilitas. “Partai Golkar adalah partai yang matang dan dewasa dalam menyikapi setiap dinamika kontestasi,” tegasnya.
Ia menambahkan, kader Golkar harus mengedepankan prinsip PDLD, yakni Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela. Nilai-nilai inilah yang menjadi kunci soliditas partai hingga saat ini. “Ini bukan sekadar teori. PDLD menjadi pedoman bagi setiap kader untuk tetap setia dan menaati kebijakan partai,” tambahnya.
Sagang yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Partai Golkar Pringsewu periode 2016-2021 dan Wakil Ketua DPRD Pringsewu 2014-2019, menekankan bahwa setiap kebijakan partai wajib diikuti seluruh kader. Ia berharap dalam Musda nanti, seluruh peserta akan tunduk pada keputusan kolektif dan menjaga harmonisasi internal. “Partai tentu sudah mempertimbangkan segala aspek sebelum mengambil keputusan. Kebijakan partai adalah yang terbaik untuk Golkar,” ujarnya.
Dalam hal proses pengambilan keputusan, Sagang menegaskan bahwa Golkar tetap mengedepankan prinsip musyawarah untuk mufakat. Ia menegaskan, sistem voting akan dihindari sebisa mungkin karena dianggap kurang efektif dalam menjaga persatuan dan soliditas internal. “Namanya Musda memang untuk bermusyawarah. Tujuannya menjaga agar semua kader merasa memiliki keputusan bersama,” jelasnya.
Saat ini, posisi Ketua DPD Golkar Pringsewu dijabat oleh Suherman SE, yang telah menempati jabatan tersebut selama dua periode. Sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar, jabatan ketua dapat dijalankan maksimal dua periode. Selain menjabat sebagai Ketua DPD Golkar, Suherman juga memimpin DPRD Pringsewu, sehingga menjadi sosok sentral dalam pembangunan politik lokal.
Musda yang dijadwalkan akan digelar beberapa pekan ke depan diperkirakan akan menjadi momen penting bagi Golkar Pringsewu untuk menegaskan arah kepemimpinan dan strategi partai ke depan. Observasi internal menunjukkan, meskipun beberapa kader masih menjaga sikap untuk tidak terbuka soal niat maju, partai tetap menjaga komunikasi dan koordinasi antar semua elemen agar proses suksesi berlangsung lancar tanpa gejolak.
Dengan kesiapan kader, mekanisme yang jelas, dan penguatan nilai-nilai internal, Golkar Pringsewu diyakini akan menjalani Musda 2025 secara kondusif, memperkuat soliditas partai, dan menegaskan posisi strategisnya dalam peta politik Kabupaten Pringsewu.***

