• Biolink
  • Djadin Media
  • Network
  • Sample Page
Saturday, November 8, 2025
  • Login
Djadin Media
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
Djadin Media
No Result
View All Result
Home Daerah

Kapasitas Stadion Sumpah Pemuda Mubazir, Bhayangkara Presisi Lampung FC Kurang Dilirik Suporter

MeldabyMelda
November 3, 2025
in Daerah
0
Kapasitas Stadion Sumpah Pemuda Mubazir, Bhayangkara Presisi Lampung FC Kurang Dilirik Suporter

DJADIN MEDIA– Bhayangkara Presisi Lampung FC, klub sepakbola yang digadang-gadang menjadi simbol kebanggaan kepolisian Lampung, justru menghadapi kenyataan pahit di markasnya sendiri. Stadion Sumpah Pemuda Way Halim, yang memiliki kapasitas belasan ribu penonton, tampak sepi saat pertandingan melawan Persita pada Sabtu, 2 November 2025. Fenomena ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan besar: apakah klub ini benar-benar bisa menggerakkan solidaritas internal kepolisian atau hanya simbol tanpa daya tarik nyata?

Bhayangkara Presisi Lampung FC resmi berdiri sebagai tim profesional yang dimiliki oleh Polri, dengan pengurus besar yang terdiri dari Irjen Pol. Agus Suryonugroho sebagai CEO, Kombes Pol. Sumardji sebagai COO, dan AKBP Reza Arifian sebagai Manajer Tim. Klub ini juga memiliki dua kelompok suporter resmi, elBhara yang berdiri pada April 2025 dan Sikambhara yang lahir pada Mei 2025. Namun, dalam praktiknya, kehadiran suporter justru minim, bahkan ketika laga besar digelar di stadion yang representatif.

Data lapangan menunjukkan bahwa jumlah anggota Polri di Polda Lampung pada tahun 2022 mencapai lebih dari 11.500 orang. Dari jumlah itu, hanya sebagian kecil yang hadir menyaksikan pertandingan. Padahal, secara ekonomi, anggota Polri seharusnya mampu membeli tiket pertandingan dan mendukung tim, mengingat status finansial yang relatif mapan. Namun kenyataannya, stadion tampak lowong, memunculkan pertanyaan soal efektivitas strategi klub dalam menggerakkan dukungan internal.

Situasi ini menjadi kontras dengan pujian eks pelatih kepala PSM Makassar, Bernardo Tavares, yang sempat menyanjung atmosfer sepakbola Bandar Lampung pada laga perdana Bhayangkara di kandang. Bernardo bahkan membandingkan kondisi atmosfer di Way Halim dengan Pare-Pare, Sulawesi Selatan, dan menilai Lampung memiliki potensi besar. Ironisnya, pada laga Sabtu itu, atmosfer tersebut tidak terlihat. Kursi penonton kosong, tribun sepi, dan energi stadion yang seharusnya mendukung tim terasa hampa.

Selain masalah kehadiran suporter, isu lain yang muncul adalah soal pengelolaan ekonomi klub. Kapasitas stadion yang tidak dimanfaatkan secara maksimal membuat putaran ekonomi yang bisa dihasilkan dari penjualan tiket, merchandise, dan konsumsi makanan-minuman di stadion menjadi terhambat. Ini menjadi tantangan serius bagi Bhayangkara Presisi Lampung FC yang ingin memanfaatkan potensi stadion Sumpah Pemuda sebagai salah satu sumber pendapatan dan branding klub.

Pengamat olahraga menilai kondisi ini menandakan adanya disonansi antara status klub sebagai simbol institusi Polri dan kenyataan di lapangan. Klub yang seharusnya menjadi wadah penguatan solidaritas internal dan branding kepolisian justru gagal menarik perhatian anggota dan masyarakat luas. Strategi komunikasi dan manajemen suporter dianggap perlu diperbaiki agar kapasitas stadion tidak mubazir dan tim dapat merasakan dukungan penuh saat bertanding.

Kendati demikian, beberapa pihak menilai hal ini bukan sepenuhnya memalukan. Masih ada peluang bagi Bhayangkara Presisi Lampung FC untuk membangun budaya suporter yang kuat. Penataan program loyalitas anggota, promosi pertandingan yang lebih menarik, dan peningkatan keterlibatan komunitas bisa menjadi solusi jangka panjang agar stadion Sumpah Pemuda kembali hidup dan atmosfer pertandingan lebih meriah.

Pertandingan Sabtu itu menjadi pengingat bahwa memiliki stadion megah dan tim profesional saja tidak cukup. Klub, suporter, dan manajemen harus bergerak bersama-sama agar potensi penuh dari Bhayangkara Presisi Lampung FC dapat diwujudkan. Ke depan, fokus pada engagement suporter dan strategi promosi yang tepat menjadi kunci agar simbol insolidaritas ini tidak lagi terlihat hampa.***

Source: ALFARIEZIE
Tags: BhayangkaraPresisiLampungPersitaPoldaLampungPolriSepakbolaLampungStadionSumpahPemuda
Previous Post

SPMB SMA Swasta Siger, Kebijakan Liar Pemerintahan Bandar Lampung di Bawah Eva Dwiana

Next Post

Capaian PBB Kecamatan Banyumas Lampaui Target, Mendekati 90 Persen

Next Post
Capaian PBB Kecamatan Banyumas Lampaui Target, Mendekati 90 Persen

Capaian PBB Kecamatan Banyumas Lampaui Target, Mendekati 90 Persen

Facebook Twitter

Alamat Kantor

Perumahan Bukit Billabong Jaya Blok C6 No. 8,
Langkapura, Bandar Lampung
Email Redaksi : lampunginsider@gmail.com
Nomor WA/HP : 081379896119

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In