DJADIN MEDIA- Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, dikenal memiliki potensi pertanian yang besar, namun keterbatasan lahan menjadi kendala utama bagi masyarakat untuk meningkatkan produktivitas. Menjawab tantangan ini, mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dari Program Studi Matematika dan Teknik Perkeretaapian melaksanakan program inovatif melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) dengan menggelar pelatihan hidroponik berbasis vertical farming.
Pelatihan ini difokuskan pada pendampingan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Karang Taruna Desa Bagelen, memberikan transfer ilmu pertanian modern yang efisien dan ramah lingkungan. Mahasiswa ITERA membimbing peserta mulai dari tahap penyemaian benih, pembuatan instalasi vertical farming, perawatan tanaman, hingga proses panen. Komoditas yang dibudidayakan meliputi bayam, selada, kangkung, dan sawi, yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan mudah dipasarkan.
Kepala Desa Bagelen, Merdi Parmanto, S.Kom., M.Pd., menyampaikan apresiasi terhadap program ini. “Pelatihan ini tidak hanya mengenalkan pertanian modern, tetapi juga membuka peluang usaha baru dan meningkatkan kemandirian ekonomi warga,” ujarnya. Senada dengan itu, perwakilan KWT, Eka Dewi, menuturkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu, karena mereka kini bisa memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah untuk bercocok tanam secara produktif.
Ketua Karang Taruna Desa Bagelen menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pertanian modern. Dengan keterampilan yang diperoleh, pemuda desa dapat meningkatkan hasil pertanian sekaligus mengembangkan peluang usaha berbasis teknologi.
Mahasiswa ITERA berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat melalui Sanggar Tani SIPETANI. Program PPK ORMAWA diharapkan dapat menjadikan Desa Bagelen sebagai contoh desa pertanian mandiri yang inovatif, produktif, dan berdaya saing tinggi. Ke depan, model vertical farming ini juga berpotensi diterapkan di desa-desa lain di Lampung untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan lokal.***