• Biolink
  • Djadin Media
  • Network
  • Sample Page
Sunday, September 14, 2025
  • Login
Djadin Media
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
Djadin Media
No Result
View All Result
Home Daerah

Malam Panggung Penyair PPN XIII, Isbedy Stiawan ZS Curi Perhatian Lewat “Tungku di Jalan Raya”

MeldabyMelda
September 13, 2025
in Daerah
0
Malam Panggung Penyair PPN XIII, Isbedy Stiawan ZS Curi Perhatian Lewat “Tungku di Jalan Raya”

DJADIN MEDIA – Malam kedua Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII, Jumat (12/9/2025), berlangsung penuh warna dan semangat kebudayaan. Acara yang digelar sejak pukul 19.30 WIB ini dibuka dengan Orasi Budaya oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno. Pemeran legendaris “Si Doel Anak Sekolahan” itu menyampaikan pesan mendalam tentang Jakarta sebagai kota yang selalu terbuka bagi siapa pun: datang, menetap, maupun pergi, namun tetap meninggalkan jejak.

Selepas orasi budaya, panggung sastra bergemuruh dengan penampilan para penyair dari berbagai negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam hingga Thailand. Nama-nama besar seperti Fakhrunnas MA Jabbar, Ulfatin Ch., Fikar W Eda, Eddy Pranata PNP, Joshua Igho, Awwabin Helmi (Thailand), Ratna Ayu Budiarti, Suyadi San, Wan Nuryani (Malaysia), Nun Wai Ha (Thailand), hingga Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, ikut menyalakan api puisi malam itu.

Namun salah satu penampilan yang paling menyedot perhatian publik datang dari penyair senior asal Lampung, Isbedy Stiawan ZS. Penyair yang pernah dijuluki HB Jassin sebagai “Paus Sastra Lampung” ini tampil total membawakan puisi berjudul “Tungku di Jalan Raya”. Karya tersebut sarat simbol perlawanan, menggambarkan api dari tungku yang menyala di tengah jalan raya—sebuah metafora tajam tentang unjuk rasa rakyat yang menuntut keadilan.

Eddy Pranata, penyair sekaligus penggerak komunitas sastra Jaspinka di Banyumas Barat, memberikan apresiasi melalui unggahan di akun Facebook pribadinya. “Totalitas Isbedy dalam membacakan ‘Tungku di Jalan Raya’ luar biasa. Ia berhasil menggambarkan energi massa di jalan raya dengan penuh penghayatan,” tulis Eddy. Menurutnya, sejak Isbedy melangkah menuju pelantang, sambutan penonton sudah terasa hangat. Setiap bait yang dilantunkan mengalir dengan penghayatan, dan ditutup dengan gemuruh tepuk tangan panjang dari audiens.

“Pengalaman Isbedy di atas panggung sangat terasa. Ia bukan sekadar membacakan puisi, tetapi benar-benar memanggungkan makna. Ada energi yang sulit dijelaskan dengan kata-kata,” lanjut Eddy.

Senada dengan itu, penyair asal Palembang, Anwar Putra Bayu, juga menegaskan bahwa panggung adalah ruang hidup bagi Isbedy. “Kepenyairan Isbedy tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjangnya di atas panggung. Ia membaca dengan totalitas, meski puisinya bicara tentang ‘kemarahan’ rakyat, tetap disampaikan dengan tembang yang merasuk ke hati,” ungkap Bayu, yang juga dikenal sebagai penyiar senior dan Ketua Satu Pena Sumsel.

Meski penampilan individu Isbedy menuai decak kagum, jalannya acara sempat menuai kritik. Panitia yang mencoba mengefisiensi waktu memanggil beberapa penyair sekaligus ke panggung. Cara ini dianggap sebagian penonton mengurangi kualitas pembacaan. “Yang belum tampil merasa terbebani, sementara yang sedang membaca tidak bisa lagi menyelami puisi dengan total,” kata salah seorang penonton.

Menurut penilaian audiens, panitia kurang cermat memprediksi durasi setiap penyair. Seharusnya, setiap peserta hanya diberi ruang untuk satu puisi agar giliran berikutnya tetap tertib tanpa mengurangi kualitas. “Sanggar Matahari bisa jadi contoh. Mereka hanya membawakan satu puisi, tetapi berhasil meninggalkan kesan mendalam. Padahal kita tahu, Sanggar Matahari sudah dikenal sebagai komunitas musikalisasi puisi andal di Indonesia,” imbuhnya.

Malam itu menjadi bukti nyata bahwa PPN XIII bukan sekadar ajang pertemuan rutin, melainkan ruang ekspresi di mana puisi tidak hanya dibacakan, tetapi juga dipentaskan dengan jiwa. Kehadiran penyair lintas negara semakin menegaskan posisi acara ini sebagai salah satu forum sastra bergengsi di Asia Tenggara. Dan dari panggung tersebut, Isbedy Stiawan ZS sekali lagi membuktikan dirinya sebagai sosok penyair yang tidak pernah kehilangan daya magis di mata publik.***

Source: ARIEF MULYADIN
Tags: Anwar Putra BayuEddy PranataIsbedy Stiawan ZSMalam Panggung PenyairPaus Sastra LampungPertemuan Penyair NusantaraPPN XIIIPuisi Perlawanansastra IndonesiaTungku di Jalan Raya
Previous Post

Pemkab Pringsewu Gandeng UAP Kembangkan Dashboard Digital, Dorong Transformasi Pelayanan Publik

Next Post

Tiang Listrik Patah di Pesawaran: Pengendara Motor Luka, Warga Minta PLN Bertanggung Jawab

Next Post
Tiang Listrik Patah di Pesawaran: Pengendara Motor Luka, Warga Minta PLN Bertanggung Jawab

Tiang Listrik Patah di Pesawaran: Pengendara Motor Luka, Warga Minta PLN Bertanggung Jawab

Facebook Twitter

Alamat Kantor

Perumahan Bukit Billabong Jaya Blok C6 No. 8,
Langkapura, Bandar Lampung
Email Redaksi : lampunginsider@gmail.com
Nomor WA/HP : 081379896119

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Politik
  • Teknologi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In