DJADIN MEDIA- Benfica resmi menunjuk José Mourinho sebagai pelatih kepala hingga 2027 untuk memimpin proyek kebangkitan prestasi klub. Presiden Benfica Rui Costa memilih pelatih asal Portugal itu karena rekam jejaknya sebagai juara dan pengalaman panjang di level tertinggi sepak bola Eropa, sekaligus menandai reuni emosional dengan klub yang pernah menjadi titik awal karier Mourinho sebagai pelatih kepala.
Rui Costa menegaskan keputusan tersebut berangkat dari kebutuhan klub akan figur dengan mental pemenang dan kemampuan manajerial yang teruji. Benfica tengah membangun ulang fondasi kompetitif, baik di Liga Portugal maupun Eropa, dan menilai Mourinho sebagai sosok yang mampu menyatukan visi teknis, disiplin taktik, serta ketegasan kepemimpinan di ruang ganti. Kontrak Mourinho disertai klausul evaluatif yang terkait dengan kepemimpinan presiden klub, mencerminkan keselarasan proyek antara manajemen dan tim pelatih.
Dalam pernyataan perdananya di pusat latihan Seixal, Mourinho menampilkan pendekatan yang lebih rendah hati dibanding fase-fase sebelumnya dalam kariernya. Ia menegaskan fokusnya adalah melayani kepentingan klub dan para pendukung, bukan membangun narasi personal. “Janji saya adalah hidup untuk Benfica, untuk misi saya. Di sini, saya bukan yang penting. Benfica dan para suporternya yang penting. Saya datang untuk melayani dan menang,” ujarnya.
Kepulangan ini membawa memori pada periode singkat Mourinho di Benfica pada tahun 2000. Saat itu, ia masih berada pada fase awal sebagai pelatih kepala, di tengah situasi internal klub yang bergejolak akibat pergantian kepemimpinan. Meski performa tim tidak sepenuhnya buruk, minimnya dukungan struktural dan dinamika politik internal membuat masa tugasnya berakhir lebih cepat dari rencana.
Pengalaman tersebut menjadi pelajaran penting bagi Mourinho. Ia kemudian menata ulang pendekatan kepelatihan, memperkuat legitimasi taktis, dan membangun otoritas manajerial yang kuat. Hasilnya terlihat jelas bersama FC Porto, ketika ia menjuarai Liga Champions 2004 dan membuka jalan menuju karier global yang mencakup gelar liga dan piala Eropa di berbagai negara.
Kini, konteksnya berbeda. Rui Costa kembali terpilih sebagai presiden pada November 2025, memberi stabilitas institusional bagi proyek olahraga Benfica. Dengan dukungan manajemen, struktur yang lebih solid, serta skuad yang dirancang untuk kompetisi domestik dan Eropa, Mourinho diharapkan mampu menerjemahkan ambisi menjadi konsistensi hasil. Target jangka pendek adalah kembali mendominasi Liga Portugal, sementara sasaran menengah mencakup kiprah kompetitif di panggung Eropa.
Reuni ini bukan sekadar nostalgia, melainkan pertemuan antara pengalaman matang dan klub yang siap melangkah. Benfica menaruh harapan besar pada kemampuan Mourinho menyambungkan “jejak luka” masa lalu menjadi fondasi juara di era baru.***

