DJADIN MEDIA– Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lampung Tengah menyatakan optimisme tinggi dalam upaya mencapai target pajak tahun 2025. Hingga saat ini, realisasi pendapatan pajak daerah telah menembus angka 80 persen, sebuah capaian signifikan yang terus didorong melalui langkah intensif sosialisasi oleh Tim Siger Mas (Satuan Intensifikasi Gerakan Masyarakat Sadar Pajak dan Retribusi).
Sekretaris Bapenda Lampung Tengah, Anton Wibowo, mengatakan dua tim Siger Mas terus melakukan pendekatan aktif kepada wajib pajak di berbagai kecamatan. Langkah ini dilakukan guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kontribusi pajak dan retribusi bagi pembangunan wilayah. Ia menyebutkan bahwa sejak intensifikasi dilakukan, jumlah wajib pajak baru di Lampung Tengah mengalami peningkatan yang cukup signifikan seiring bertambahnya sektor usaha dan kesadaran masyarakat.
Anton menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan tugas lapangan, tim Siger Mas menghadapi sejumlah kendala teknis. Salah satunya adalah keterbatasan alat ukur objek pajak bumi dan bangunan (PBB) yang menjadi bagian penting dalam validasi data. Kendala teknis ini sempat menghambat proses pendataan, namun dengan dukungan aparatur kecamatan, kampung, serta kelurahan, kegiatan sosialisasi tetap dapat berjalan efektif.
Selain kendala teknis, ditemukan pula hambatan nonteknis berupa kurangnya pemahaman masyarakat mengenai jenis-jenis pajak yang harus dipenuhi. Anton mencontohkan beberapa pengelola klinik kesehatan yang sebelumnya hanya mengetahui kewajiban membayar PBB dan parkir, ternyata masih memiliki kewajiban pajak dan retribusi lainnya. Namun setelah diberi penjelasan secara komprehensif oleh tim melalui asosiasi klinik kesehatan, para pengelola akhirnya memahami dasar hukum dan manfaat kontribusi pajak tersebut.
Bapenda Lampung Tengah juga menjelaskan bahwa sektor yang menjadi fokus Tim Siger Mas Paksi mencakup beragam jenis pajak dan retribusi, antara lain Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) baik perkotaan maupun pedesaan, Pajak Reklame, Pajak Air Tanah, Pajak Barang dan Jasa Tertentu untuk jasa hiburan, pajak jasa parkir, hingga pajak makanan dan minuman. Sektor-sektor ini dinilai berkontribusi besar dalam mendukung pendapatan asli daerah.
Dari sisi target pendapatan, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah telah menetapkan angka yang cukup agresif. Pada tahun 2024 pendapatan daerah ditetapkan sebesar Rp132,27 miliar. Tahun 2025 meningkat menjadi Rp263,23 miliar, dan tahun berikutnya direncanakan naik menjadi Rp308,77 miliar. Target ini menunjukkan keseriusan pemkab dalam memperkuat fondasi fiskal melalui optimalisasi pajak dan retribusi daerah.
Anton juga menyampaikan apresiasi kepada Kejaksaan Negeri dan Polres Lampung Tengah yang turut mendampingi kegiatan sosialisasi di lapangan. Dukungan dari aparat penegak hukum dinilai sangat penting dalam mempertegas legalitas pemungutan pajak dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap program yang dijalankan pemerintah daerah.
Dengan sinergi berbagai pihak, Bapenda Lampung Tengah semakin yakin target pajak tahun 2025 dapat tercapai bahkan melebihi proyeksi. Sosialisasi intensif, pendataan ulang objek pajak, serta edukasi kepada masyarakat diharapkan mampu mendorong kesadaran kolektif bahwa pajak adalah tulang punggung pembangunan daerah.***
