DJADIN MEDIA — Insiden mengejutkan berupa dugaan perundungan, pelecehan seksual, dan kekerasan terhadap siswa di salah satu SMA di Bandar Lampung kini menyita perhatian masyarakat luas. Seorang guru honorer berinisial IS diduga melakukan tindakan tersebut selama bertahun-tahun, melibatkan setidaknya 20 siswa sebagai korban. Panji Padang Ratu, Sekretaris Jenderal Laskar Lampung, mendesak Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Lampung untuk segera memberikan tindakan tegas terhadap oknum guru tersebut. Menurut Panji, situasi ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan di lingkungan pendidikan dan menjadi cerminan buruk bagi dunia pendidikan Lampung.
Panji mengungkapkan bahwa kejadian ini sungguh memprihatinkan dan tak boleh diabaikan begitu saja, terutama karena dugaan kejahatan yang dilakukan IS sudah berlangsung lama tanpa tindakan dari pihak sekolah. “IS harus segera dicopot dari posisinya sebagai guru. Ini bukan hanya pelanggaran terhadap norma pendidikan, tapi juga penghianatan terhadap kepercayaan yang diberikan oleh siswa dan orang tua,” ujarnya dengan nada geram. Panji menegaskan bahwa ini adalah alarm keras yang harus direspons cepat oleh Kemenag Lampung agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan tetap terjaga.
Lebih lanjut, Panji juga menyatakan keprihatinannya terhadap peran kepala sekolah dalam insiden ini. Ia menilai kepala sekolah yang bersangkutan memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah, tetapi malah terkesan menutup mata terhadap berbagai laporan yang mungkin telah disampaikan oleh siswa. “Kepala sekolah juga harus dipertanggungjawabkan. Pembiaran yang terjadi menunjukkan kelemahan dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin tidak boleh membiarkan kasus seperti ini berlarut-larut. Jika kepala sekolah ini memang tahu dan tidak bertindak, ia harus segera dievaluasi atau bahkan diberhentikan,” tegas Panji.
Laskar Lampung, kata Panji, siap memberikan dukungan moral kepada para korban dan keluarga mereka. Selain itu, ia menyatakan bahwa pihaknya akan mengawal kasus ini hingga tuntas, guna memastikan bahwa keadilan benar-benar ditegakkan. Ia juga meminta masyarakat untuk lebih waspada dan berani melaporkan kasus-kasus serupa jika terjadi di lingkungan pendidikan. “Kita tidak boleh tinggal diam melihat kasus seperti ini. Para siswa berhak mendapatkan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari ancaman kekerasan,” ucap Panji.
Dalam upaya mencegah terulangnya kasus serupa, Panji juga menyerukan agar Kanwil Kemenag Lampung memperbaiki regulasi pengawasan dan perekrutan guru honorer. Menurutnya, kasus ini menunjukkan adanya celah dalam sistem perekrutan tenaga pengajar, terutama tenaga honorer, yang pengawasannya cenderung kurang ketat. “Ini momentum bagi Kemenag Lampung untuk memperkuat aturan dan pengawasan terhadap guru, terutama tenaga honorer. Jangan sampai insiden seperti ini merusak citra pendidikan kita. Anak-anak adalah masa depan bangsa, dan sudah menjadi tugas kita semua untuk melindungi mereka,” jelas Panji dengan penuh harapan.
Respon publik terhadap kasus ini sangat besar, dengan banyaknya tuntutan dari berbagai elemen masyarakat yang menginginkan keadilan ditegakkan dan lingkungan pendidikan dibersihkan dari tindakan kekerasan. Masyarakat berharap agar kasus ini segera mendapat penyelesaian yang tegas, dan Kanwil Kemenag Lampung diharapkan dapat memastikan agar tindakan-tindakan serupa tidak lagi terjadi di masa mendatang.
