DJADIN MEDIA– Suasana kreatif kembali terasa di lantai 3 Universitas Muhammadiyah Kotabumi (UMKO) Lampung Utara pada hari kedua pelatihan menulis puisi yang digelar Kamis (18/9) hingga Jumat (19/9). Dalam sesi ini, peserta yang mayoritas mahasiswa berhasil menghasilkan dua karya puisi, yang dinilai sudah memenuhi kriteria puisi secara baik, termasuk dari segi diksi, ritme, dan struktur.
Isbedy Stiawan ZS, narasumber dan sastrawan nasional asal Tanjungkarang Lampung, membimbing peserta selama dua hari. Ia menekankan pentingnya penguasaan diksi dan pemahaman setting sebagai fondasi menulis puisi, terutama bagi pemula. Pada Jumat pagi, peserta diminta menghimpun kata-kata yang mereka ketahui dengan setting stasiun kereta api. “Diksi apa saja yang muncul di stasiun kereta—kereta api, rel, peron, dan elemen lain. Setiap peserta menyumbangkan dua kata dasar yang berbeda dari peserta lain,” jelas Isbedy, usai acara yang ditutup oleh Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Meutia Rachmatia, M.Pd.
Metode ini dirancang agar peserta belajar menggabungkan kata-kata dasar menjadi rangkaian puisi yang utuh. Mereka diberi kebebasan menambahkan tokoh seperti ‘aku’, ‘kau’, atau ‘ia’, serta kata penghubung seperti ‘dan’, ‘yang’, ‘tapi’, atau ‘walau’. Hasilnya, puisi yang lahir mampu menyampaikan emosi dan narasi dengan sederhana namun efektif. “Ternyata dengan metode ini, peserta mampu menulis puisi, tentu kemudian dilakukan editing untuk memperhalus karya,” ungkap Isbedy, yang baru saja merilis buku puisi berjudul *Menungguku Tiba*.
Pelatihan ini difasilitasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 7 Bengkulu-Lampung, bekerja sama dengan UMKO dan PW Muhammadiyah Lampung. Selain Isbedy, dosen Bahasa dan Sastra UMKO, Djuhardi Basri, juga menjadi narasumber, membahas penerjemahan atau alih bahasa ke bahasa Lampung. Kegiatan dimoderatori Fitri Angraini, S.S., M.Pd., dosen sekaligus pegiat literasi yang membimbing jalannya diskusi dan praktik menulis.
Acara dibuka oleh Rektor UMKO, Dr. Irawan Suprapto, M.Pd., dan dihadiri utusan BPK Wilayah 7, Heru Susanto. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 25 peserta yang antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari pengenalan teori puisi, latihan menulis dengan setting tertentu, hingga penyusunan puisi secara kelompok maupun individu.
Hasil karya puisi dari pelatihan ini akan dihimpun menjadi sebuah kumpulan puisi sebagai dokumentasi dan apresiasi bagi para peserta. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan kreativitas, tetapi juga memperkuat kecintaan mahasiswa terhadap bahasa, sastra, dan budaya lokal Lampung. Dengan pengalaman intensif selama dua hari, para peserta diharapkan mampu terus mengembangkan kemampuan menulis puisi mereka, sekaligus menjadi generasi muda yang kreatif dan literat.***

