DJADIN MEDIA– Pemerintah Provinsi Lampung memberikan apresiasi tinggi atas suksesnya kegiatan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah dalam rangka Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung. Acara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, di Nuwo Balak, Kabupaten Lampung Tengah, Selasa (15/7).
Program ini menyasar anggota Tim Penggerak PKK, pelaku UMKM, serta masyarakat umum, sebagai langkah strategis membangun masyarakat yang melek finansial dan mampu mengelola keuangan secara bijak. Wagub Jihan menegaskan bahwa inklusi keuangan tidak sekadar angka, melainkan akses nyata ke produk keuangan, terutama produk berbasis syariah yang semakin diminati.
“Literasi dan inklusi keuangan adalah fondasi utama menciptakan masyarakat mandiri dan sejahtera,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, peserta mendapat edukasi mendalam tentang pasar modal, investasi legal dan aman, serta pemahaman risiko di era digital. Peran aktif ibu-ibu PKK juga diapresiasi sebagai pilar utama dalam mencetak keluarga dan komunitas yang cerdas secara finansial.
Bupati Lampung Tengah, Ardito Wijaya, turut menyambut baik kehadiran Wagub Jihan sebagai bukti komitmen pemerintah daerah dan provinsi dalam membangun kesadaran literasi keuangan hingga desa-desa. Ia menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor dan peran kader PKK, Genre, serta Dharma Wanita dalam edukasi keluarga terkait pengelolaan keuangan, pencegahan pernikahan dini, serta bahaya narkoba dan seks bebas.
Rangkaian kegiatan Gencarkan juga diwarnai dengan pelantikan Forum Genre dan Bunda Genre Kabupaten Lampung Tengah, serta pemberian penghargaan Duta Literasi Keuangan kepada Indria Sudrajat Ardhito Wijaya oleh OJK.
Kepala OJK Provinsi Lampung, Otto Fitriyandi, menegaskan literasi keuangan masih perlu ditingkatkan di tengah transformasi digital sektor keuangan. Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mencatat indeks literasi keuangan syariah sebesar 43,42 persen, namun inklusi baru 13,41 persen. Sementara literasi pasar modal dan inklusinya masih rendah di angka 17,78 persen dan 1,34 persen.
Untuk itu, OJK berkolaborasi dengan Bank Syariah Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Phintraco Sekuritas, dan Bank Indonesia memberikan edukasi langsung kepada masyarakat melalui pembukaan rekening syariah, pemanfaatan QRIS, dan simulasi transaksi saham secara daring.***
