DJADIN MEDIA — Suasana penuh kekeluargaan dan semangat budaya menyelimuti Desa Gunung Sugih Baru, Kecamatan Tegineneng, saat pelaksanaan acara adat Begawi, Rabu (25/6/2025). Di balik kemeriahan itu, tampak kesigapan petugas kepolisian yang berjaga dengan penuh humanis demi memastikan kegiatan berjalan aman dan tertib.
Bhabinkamtibmas Polsek Tegineneng Aipda L.T. Arga, didampingi Briptu Iksan dari Satlantas Polres Pesawaran, turun langsung melaksanakan pengamanan sekaligus menyapa masyarakat dalam giat sambang yang penuh keakraban.
“Kami hadir bukan hanya untuk mengamankan, tapi juga membangun kepercayaan dan menjalin komunikasi dua arah dengan masyarakat. Ini bagian dari komitmen Polri dalam memberikan pelayanan terbaik,” ujar Aipda Arga.
Edukasi Kamtibmas dalam Balutan Budaya
Selain pengaturan arus lalu lintas di sekitar lokasi, personel juga menyampaikan imbauan penting seputar keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), seperti antisipasi kejahatan jalanan dan pencegahan tindak pidana C3 (curas, curat, curanmor).
Dengan pendekatan yang ramah dan komunikatif, masyarakat menerima edukasi tersebut dengan antusias. Hal ini diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga keamanan bersama.
Kapolsek Tegineneng, AKP Davit Herlis, S.H., mengapresiasi dedikasi anggotanya di lapangan.
“Acara adat seperti Begawi bukan hanya simbol budaya, tapi juga ajang silaturahmi masyarakat. Karena itu, kehadiran polisi sangat diperlukan agar semuanya berlangsung kondusif. Kolaborasi aparat dan warga adalah kunci utama stabilitas kamtibmas,” tegas AKP Davit.
Polri Hadir, Budaya Terjaga
Kegiatan berlangsung tanpa gangguan, penuh khidmat, dan tertib. Ini menjadi cermin dari sinergi yang kuat antara aparat dan masyarakat. Kehadiran Polri dalam kegiatan sosial dan budaya merupakan bentuk nyata peran sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, selaras dengan semangat Polri Presisi.
Dengan menjaga budaya dan keamanan secara bersamaan, Polsek Tegineneng menunjukkan bahwa pendekatan modern dalam kepolisian bukan hanya soal hukum, tetapi juga soal merawat kearifan lokal dan menyatu dengan rakyat.***