DJADIN MEDIA– Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Pringsewu tahun 2025 mulai menggelar pelatihan kesenian tradisional secara intensif untuk meningkatkan kecintaan dan penguasaan generasi muda terhadap budaya lokal. Kegiatan ini digelar bekerja sama dengan sejumlah sanggar seni ternama, mencakup dua budaya utama, Lampung dan Jawa.
Kabid Kebudayaan Dikbud Pringsewu, Sigit Budiarto, menjelaskan pelatihan ini menargetkan sekolah-sekolah, khususnya siswa SMP, serta guru-guru seni budaya se-Kabupaten Pringsewu. “Kami mengadakan pelatihan lingkup sekolah dengan fokus pada keterampilan khusus, seperti pelatihan dalang, bekerja sama dengan Sanggar Janggar Bumi dan Sanggar Merah Putih Tulungagung. Ini bagian dari upaya menumbuhkan pemahaman mendalam tentang seni tradisi sejak dini,” kata Sigit, Kamis (20/11/2025).
Pelatihan untuk budaya Lampung difokuskan pada prosesi arak-arakan tamu agung adat Lampung, yang diikuti oleh para guru SMP Seni Budaya se-Kabupaten Pringsewu. Narasumber untuk kegiatan ini berasal dari Sanggar Way Jaya, Ringinsari Barat Sukoharjo, serta Sanggar Saihati Pardasuka. “Kegiatan ini dilaksanakan setahun sekali, sebagai upaya memastikan kualitas dan kesinambungan pelatihan budaya lokal,” ujar Sigit.
Selain pelatihan, Bidang Kebudayaan juga telah menetapkan Talang Air Fajar Isuk sebagai cagar budaya tingkat Kabupaten Pringsewu. Wisata Talang Air Fajar Isuk, yang pernah populer beberapa tahun lalu, merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda yang dibangun sejak 1926–1927. Terdapat lima talang yang tersebar dari Pekon Ganjaran hingga Pekon Bumiarum, yang menjadi bukti sejarah sekaligus potensi wisata edukatif bagi masyarakat dan generasi muda.
Sigit menambahkan, pihaknya juga melakukan inventarisasi sanggar seni di Pringsewu. Data menunjukkan untuk sanggar kuda kepang tercatat 175 grup, termasuk grup banyumasan dan Pegon. Untuk sanggar reog, terdapat tiga lokasi utama: Reog Adiluwih, Sukoharjo III Barat, dan Pringsewu. Sedangkan untuk sanggar wayang kulit tercatat delapan tempat, yang aktif mengajarkan seni pertunjukan tradisional kepada anak-anak dan remaja.
Khusus untuk adat Lampung, terdapat delapan sanggar yang meliputi berbagai cabang seni, mulai dari tari tradisional Lampung, musik Lampung, hingga prosesi adat Lampung. “Kami berharap melalui pelatihan ini, para guru dan siswa mampu melestarikan serta mengembangkan kesenian tradisional, sehingga budaya Lampung dan Jawa tetap hidup dan dikenal luas, tidak hanya di tingkat kabupaten tetapi juga nasional,” pungkas Sigit.
Program ini diharapkan tidak hanya menjadi wadah pelatihan, tetapi juga sarana untuk menghidupkan kembali minat generasi muda terhadap warisan budaya, serta mendukung pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya di Pringsewu.***

