DJADIN MEDIA— Sebuah malam penuh makna akan hadir di Graha Pamungkas, Rabu 11 Juni 2025, saat Bupati Pringsewu H. Rianto Pamungkas dan Isbedy Stiawan ZS, yang dikenal luas sebagai Paus Sastra Lampung, tampil bersanding dalam acara Pembacaan Puisi Memperingati Hari Lahir Pancasila.
Momen langka ini bukan sekadar penampilan seni. Lebih dari itu, ia menjadi simbol kolaborasi antara pemimpin daerah dan budayawan untuk membangun jembatan antara nasionalisme dan literasi.
“Ini bentuk kolaborasi yang saya syukuri. InsyaAllah saya akan ikut membaca puisi pada malam itu,” ujar Bupati Rianto dalam pesan singkatnya.
Lebih jauh, Rianto berharap acara ini bisa menyentuh kalangan muda yang kini semakin jauh dari dunia sastra. Ia menyebut kegiatan ini sebagai langkah memperkenalkan puisi sebagai medium ekspresi kebangsaan dan kebudayaan.
Panggung Graha Pamungkas diperkirakan akan semarak, karena turut diramaikan oleh seniman, politisi, akademisi, tokoh agama, dan aktivis pemuda dari Pringsewu dan Bandar Lampung. Dari daftar undangan, tampak nama-nama seperti Ketua DPRD Pringsewu, anggota DPRD Provinsi Lampung, Kapolres, Kajari, Dandim, hingga tokoh-tokoh lintas agama dan tokoh pemuda Cak Levi.
Penyair Isbedy Stiawan ZS, yang juga penulis buku Elegi Galian Tambang, mengapresiasi inisiatif ini. Menurutnya, kehadiran kepala daerah dalam ruang sastra adalah sinyal kuat bahwa seni masih punya tempat dalam pembangunan kebudayaan.
“Acara ini keren. Ini bukan sekadar pembacaan puisi, tapi awal dari tumbuhnya ekosistem berkesenian yang sehat di Pringsewu,” tutur Isbedy.
Ia bahkan berharap acara ini dapat mendorong terbentuknya Dewan Kesenian Pringsewu, atau lembaga sejenis yang fokus pada pembinaan dan pengembangan seni budaya di tingkat daerah.
Isbedy mengungkapkan akan membacakan tiga puisi bertema Pringsewu dari antologi “Pringsewu Kita”. Ia berharap durasi pembacaan dibagi proporsional, sekitar 15–20 menit untuk tiap penampil, agar makna dari puisi bisa benar-benar dirasakan.
Selain tokoh-tokoh senior, sejumlah wajah muda juga akan naik panggung. Di antaranya Dzafira Adelia Putri Isbedy, siswi SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan, serta pegiat sastra Fitri Angraini dan aktivis muda Fajar Fakhlevi.
Acara ini terbuka untuk umum, dan panitia mengajak masyarakat luas—terutama generasi muda—untuk hadir dan menikmati keindahan puisi sebagai bagian dari peringatan Hari Lahir Pancasila.
Pada malam itu, Pringsewu tak hanya mengenang nilai-nilai Pancasila, tapi merayakannya dalam bait-bait puisi yang menyala.***