DJADIN MEDIA– Setelah bertahun-tahun berjuang secara mandiri pasca lepas dari perusahaan inti, para petambak eks Dipasena di Tulang Bawang kini mulai menata ulang harapan. Meski berbagai kendala masih membayangi—dari kualitas air yang buruk, keterbatasan sarana produksi, hingga belum adanya SOP baku—semangat untuk bangkit tetap menyala.
Melihat potensi dan semangat tersebut, PT Sakti Biru Indonesia (SBI), perusahaan udang terintegrasi yang tengah berkembang pesat, mengambil langkah konkret. Dalam sebuah kesepakatan yang ditandatangani pada 26 Juni 2025, SBI menjalin kemitraan strategis dengan BPW Bumi Dipasena Makmur (BDM), di bawah naungan P3UW Lampung.
Transformasi Tambak Lewat SOP dan Pelatihan
Hasil observasi mendalam SBI menunjukkan satu masalah mendasar: ketiadaan SOP standar dalam budidaya. Proses penting seperti persiapan kolam, pemberian pakan di masa kritis awal, dan pengecekan anco nyaris tidak dilakukan. Hal ini membuat produksi tambak sulit diprediksi, bahkan rawan gagal panen.
“Masalah utama ada pada manajemen dasar tambak dan kontrol amonia,” ujar Prof Supriyono, formulator SBI. Ia menyarankan penerapan SOP yang hemat biaya dan ramah petambak. Salah satunya dengan menekan akumulasi amonia dan meningkatkan imunitas udang lewat imbuhan pakan.
Sebagai bentuk komitmen, SBI akan mengirimkan perwakilan petambak ke fasilitas risetnya di Sidomulyo, Lampung Selatan. Mereka akan mengikuti pelatihan intensif selama satu bulan—gratis—untuk menjadi agen perubahan di wilayah masing-masing.
Semangat Kekeluargaan Jadi Modal Bangkit
Korwil Bumi Dipasena Makmur membawahi dua blok tambak eks Dipasena, yakni Blok 10 dan 11, dengan total 2.400 petak tambak. Ketua Korwil BDM, Sukri, mengungkapkan rasa optimisnya atas kerja sama ini.
“Kami tidak ingin banyak bicara. Jika berhasil, kami yakin petambak lain akan ikut dengan sendirinya,” ujar Sukri. Ia menekankan pentingnya kekompakan dan gotong royong sebagai kunci kebangkitan.
SBI Tak Sekadar SOP: Hadirkan Solusi Nyata
Selain pelatihan, SBI juga akan menyediakan sarana produksi seperti benur, probiotik, dan imbuhan pakan, dengan skema pembayaran ringan agar tak membebani petambak sejak awal.
PT Sakti Biru Indonesia sendiri merupakan perusahaan budidaya udang terintegrasi dari hulu ke hilir—dari hatchery hingga perdagangan pascapanen. SBI juga memiliki lini produksi probiotik, feed additive berbasis maggot, hingga fasilitas RT-PCR untuk deteksi penyakit udang.
Dengan komitmen kuat terhadap pembinaan dan inovasi, SBI berharap transformasi tambak eks Dipasena dapat menjadi model nasional dalam pemberdayaan petambak mandiri.
Kontak Informasi:
Hary – 0812-7874-1901
Email: saktibiruindonesia@gmail.com
Website: www.saktibiruindonesia.com