DJADIN MEDIA– Karier Jadon Sancho kembali memasuki babak sinetron baru.
Chelsea tak berminat mempermanenkan jasanya. Manchester United di bawah Ruben Amorim juga tak sudi memasukkan namanya ke rencana masa depan.
Kini, kabar berembus bahwa Fenerbahce—yang baru saja merekrut Jose Mourinho—siap menampungnya. Tapi jangan salah sangka, ini bukan Fenerbahce yang siap menggelar karpet merah untuk winger eksentrik.
Jose Mourinho bukan pelatih nostalgia. Ia tak lagi hidup di masa 4-3-3 dengan winger lincah di kedua sisi. Mourinho Fenerbahce adalah Mourinho 3-5-2. Satu gelandang serang, dua penyerang lurus, dan sisanya pekerja kasar.
Sancho harus siap dengan kenyataan bahwa di bawah The Special One, ia takkan disuruh menari di sisi lapangan. Tidak ada cut inside manja dari pinggir kotak penalti. Yang Mourinho butuhkan adalah satu attacking midfielder yang bisa menusuk, membuka ruang, dan jadi pelayan striker utama.
Dengan kata lain, Sancho harus jadi “Bruno Fernandes-nya Mourinho” versi Turki.
Siapkah dia?
Karier Sancho memang unik: berbakat, tapi sering tak pas dalam sistem. Dari Dortmund yang memberinya kebebasan total, ke United yang membelenggunya, hingga kini berpotensi jadi pion dalam papan catur Mourinho.
Kalau jadi ke Turki, tantangannya bukan soal adaptasi bahasa atau cuaca. Tapi soal adaptasi gaya main dan mentalitas. Mourinho tak main-main. Ia bisa mengubah pemain biasa jadi monster, atau membuat pemain berbakat terasing di bangku cadangan.
Jadi, bola ada di kaki Sancho: siap tampil beda, atau kembali tenggelam dalam gemerlap yang semu?***
