DJADIN MEDIA– Tak lagi jadi magnet bintang dunia, klub-klub besar Italia kini justru terjebak dalam lingkaran transfer pemain tersisih. Teranyar, AC Milan dan Napoli bersaing mendatangkan Federico Chiesa, mantan pemain andalan Juventus yang kehilangan tempat di skuat Liverpool asuhan Arne Slot.
Dulu dielu-elukan sebagai bintang masa depan Italia, kini Chiesa hanya jadi incaran “opsi murah” di tengah krisis finansial klub-klub Serie A. AC Milan bahkan dikabarkan siap bernegosiasi terkait gaji Chiesa yang dianggap tinggi, sementara Napoli mencoba merayu sang pemain sebagai bagian dari proyek Antonio Conte.
Kenapa Pemain Buangan Jadi Target Favorit?
Jawabannya singkat: Serie A tidak punya cukup uang.
Krisis keuangan yang menjerat sepak bola Italia dalam beberapa tahun terakhir memaksa klub-klub besar menurunkan ambisi. Mereka tak bisa bersaing dengan klub Inggris atau Arab Saudi dalam hal gaji dan transfer. Maka, pemain-pemain “bapuk”—julukan sarkastik untuk pemain tersisih dari liga besar—jadi pilihan rasional.
Nama-nama seperti Lukaku, Dzeko, hingga Tammy Abraham adalah contoh transfer yang tak lagi mengejutkan: pemain bintang yang jatuh, lalu mendarat di Italia.
Kenapa Sultan Arab Tak Tertarik ke Italia?
Jika Inggris dan Prancis banjir investasi dari Timur Tengah, Italia justru ditinggal. Banyak pihak menyebutkan faktor utamanya adalah:
- Birokrasi berbelit dan politik sepak bola kotor.
- Skandal pengaturan skor dan mafia bola yang masih menghantui Serie A.
- Stadion-stadion tua yang belum diremajakan.
- Tidak adanya jaminan bisnis jangka panjang bagi investor.
Singkatnya, Serie A dinilai tidak cukup aman dan transparan untuk dijadikan ladang investasi, meski memiliki sejarah panjang dan basis fans yang kuat.
Dampaknya Terasa di Timnas Italia
Kondisi klub-klub yang miskin daya saing ini berdampak langsung pada performa Timnas Italia. Tidak hanya kesulitan mempertahankan gelar Eropa, Azzurri kini bahkan tertinggal dari negara non-elit seperti Norwegia yang punya regenerasi lebih sehat dan pemain-pemain muda berbakat di liga-liga top.
Serie A Butuh Reformasi, Bukan Nostalgia
Era kejayaan Serie A yang dulu dihuni bintang-bintang seperti Batistuta, Ronaldo, Zidane, dan Maldini, kini tinggal cerita. Untuk kembali bersaing, Italia harus berbenah total: reformasi struktur liga, menarik investor global, dan membangun ekosistem sepak bola yang sehat.
Jika tidak, jangan heran jika beberapa tahun lagi Serie A hanya jadi “liga parkir” bagi pemain yang tak laku di Eropa.
“Dari kejayaan ke keterpurukan, Serie A kini berdiri di ujung tanduk sejarahnya. Reformasi atau terlindas zaman.”***