DJADIN MEDIA– Pemerintah Kabupaten Tanggamus bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) Tahun 2025 secara serentak di 7.285 kecamatan se-Indonesia, termasuk di Kabupaten Tanggamus, pada Sabtu (30/8/2025). Kegiatan yang dipusatkan di halaman Kantor Kecamatan Sumberejo ini merupakan langkah nyata pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan, menekan inflasi, serta mendukung upaya pengurangan stunting di kalangan masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda Tanggamus, Kepala Perum BULOG Divre Lampung, Sekretaris Daerah, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Kepala Pekon, serta perwakilan Persatuan Petelur Nasional (Pinsar Tanggamus). Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan komitmen bersama dalam memastikan program berjalan lancar dan tepat sasaran.
PLT Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian Tanggamus, Hermansyah, SP, MMP, dalam laporannya menyatakan bahwa GPM merupakan strategi penting pemerintah dalam mempermudah masyarakat mengakses pangan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
“Gerakan Pangan Murah ini bertujuan menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok, meningkatkan daya beli masyarakat, serta menekan inflasi dan angka stunting di Kabupaten Tanggamus. Kegiatan ini adalah bagian dari upaya jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat,” jelas Hermansyah.
Tema GPM Tahun 2025 adalah “Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan dalam Pengendalian Inflasi dan Stunting di Kabupaten Tanggamus.” Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini didukung penuh oleh Perum BULOG Regional Lampung, yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga di bawah pasar, termasuk Beras SPHP, Gula Manis Kita, Tepung Terigu Bola Salju, Minyak Goreng Merk Kita, serta Telur Ayam Ras.
Dalam sambutannya, Bupati Tanggamus, Drs. Hi. Moh. Saleh Asnawi, MA., MH., melalui Sekretaris Daerah Suaidi menekankan pentingnya stabilitas pasokan dan harga pangan dalam menjaga ketahanan ekonomi masyarakat.
“Kestabilan pasokan dan harga pangan adalah kunci menghadapi inflasi. Inflasi sering terjadi akibat kesenjangan harga antara produsen dan konsumen, yang dipicu oleh hambatan pasokan, faktor cuaca ekstrem, biaya transportasi, kualitas infrastruktur, perilaku pedagang, serta pengelolaan stok yang kurang optimal,” ungkapnya.
Bupati menambahkan bahwa ketidakseimbangan pasokan antar daerah kerap membuat harga pangan melonjak. Untuk itu, pelaksanaan GPM secara serentak di seluruh Indonesia menjadi langkah strategis untuk pemerataan pasokan dan penurunan harga di tingkat konsumen.
Pemkab Tanggamus juga telah melaksanakan program pendukung lainnya, seperti operasi pasar dan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) melalui BULOG kepada 66.887 Penerima Bantuan Pangan (PBP). Total bantuan yang disalurkan mencapai 1.337.740 kilogram beras, bersumber dari Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) Kemensos RI. Penyaluran bantuan ini dipantau secara ketat oleh berbagai instansi pemerintah agar tepat sasaran dan benar-benar membantu masyarakat yang membutuhkan.
“Harapan kita, Gerakan Pangan Murah ini tidak hanya menjadi kegiatan seremonial semata, tapi dapat berlangsung berkesinambungan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dalam memperoleh pangan pokok dengan harga terjangkau,” tegas Bupati.
Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Pusat, Badan Pangan Nasional, BULOG, serta seluruh pihak yang mendukung kelancaran kegiatan ini. Dengan adanya Gerakan Pangan Murah, masyarakat Tanggamus diharapkan dapat lebih mudah mengakses kebutuhan pokok tanpa terbebani kenaikan harga, sekaligus mendukung strategi nasional dalam pengendalian inflasi, stabilisasi harga pangan, dan upaya menekan angka stunting yang masih menjadi tantangan serius di berbagai daerah.***