DJADIN MEDIA– Dinamika politik di tubuh PDI Perjuangan Lampung makin memanas. Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung, Sudin, disebut-sebut mulai kehilangan dukungan dari sebagian kader internal. Isu pergantian pucuk pimpinan pun menyeruak, dan dua nama besar kini muncul ke permukaan: Ir. Sutono dan Mukhlis Basri.
Kabar ini pertama kali mencuat dari pernyataan kader senior PDI Perjuangan, Syukri Baihaki. Dalam wawancara singkat dengan awak media, Syukri mengungkapkan bahwa peluang terbesar untuk memimpin DPD PDI Perjuangan Lampung pasca-Sudin adalah antara dua sosok tersebut.
“Info yang saya dapat, peluang untuk Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung kemungkinan besar Pak Mukhlis atau Pak Sutono,” ujarnya singkat usai mengunggah foto kebersamaannya dengan salah satu kandidat di ruang rapat DPD PDI Perjuangan Lampung.
Meski begitu, Syukri enggan memberi komentar lebih jauh terkait pandangan pribadinya terhadap kedua nama tersebut. “Kita serahkan semuanya ke forum konferda saja. Baik Pak Mukhlis maupun Pak Sutono adalah kader terbaik, dan kita percayakan sepenuhnya kepada keputusan Ibu Ketua Umum,” tambahnya.
Namun di balik pernyataan diplomatis itu, situasi internal PDI Perjuangan Lampung disebut sedang tidak baik-baik saja. Dua puluh hari sebelumnya, redaksi memperoleh bocoran dokumen petisi yang ditandatangani sejumlah kader senior partai, termasuk Syukri Baihaki sendiri.
Dalam petisi tersebut, para penandatangan menyatakan keprihatinan mendalam terhadap arah perjalanan partai di Provinsi Lampung yang dinilai mengalami penurunan signifikan, baik dalam pemilu legislatif maupun pilkada. Mereka menilai kepemimpinan Sudin gagal menjaga soliditas kader dan justru menimbulkan sekat-sekat yang memperlemah kekuatan partai di akar rumput.
“Kondisi saat ini sudah terlalu jauh dari semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas partai. Kader seharusnya disatukan, bukan dipisah oleh kepentingan kelompok,” tulis salah satu poin dalam petisi tersebut.
Lebih lanjut, isi petisi juga menyoroti minimnya keterlibatan Sudin dalam agenda politik strategis di Lampung. Ia dinilai kurang aktif dalam mengawal konsolidasi partai menjelang pesta demokrasi, sehingga berdampak langsung terhadap perolehan suara PDI Perjuangan.
Selain masalah kinerja, para kader juga menuding adanya tindakan intimidasi terhadap Pengurus Anak Cabang (PAC) dalam proses penjaringan calon Ketua DPD. Hal ini dianggap bertentangan dengan prinsip demokrasi internal partai yang seharusnya terbuka dan partisipatif.
Dengan berbagai persoalan tersebut, para kader mendesak Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, untuk segera mengevaluasi total struktur kepengurusan DPD PDI Perjuangan Lampung. Mereka berharap partai bisa kembali menemukan arah perjuangan yang solid dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat, bukan sekadar kepentingan elit internal.
Kini, mata publik politik Lampung tertuju pada dua sosok potensial: Mukhlis Basri—mantan Bupati Lampung Barat yang dikenal sebagai figur berpengalaman dan loyal terhadap partai, serta Ir. Sutono—mantan Sekdaprov Lampung yang memiliki rekam jejak birokrasi dan politik yang kuat. Keduanya disebut memiliki peluang besar untuk mengembalikan kejayaan partai banteng moncong putih di daerah ini.
Pertanyaannya, akankah DPP PDI Perjuangan benar-benar mencopot Sudin dari kursi Ketua DPD dan memberi kesempatan bagi wajah baru untuk memimpin? Semua akan terjawab dalam forum Konferensi Daerah mendatang yang diprediksi menjadi ajang tarik ulur kepentingan politik paling panas tahun ini di Lampung.***

