DJADIN MEDIA– Bumi Lampung berkabung. Salah satu putra terbaiknya, H. Bachtiar Basri, S.H., M.M., wafat dalam usia 71 tahun pada Kamis, 15 Mei 2025. Duka menyelimuti keluarga besar dan masyarakat yang mengenalnya sebagai pemimpin penuh keteladanan dan dedikasi.
Suasana duka begitu terasa pada Jumat pagi, saat ribuan pelayat memadati rumah duka di Jalan Jeruk Sukung, Kelapa Tujuh, Kotabumi Selatan. Bupati Lampung Utara Dr. Ir. Hamartoni Ahadis, M.Si. dan Wakil Bupati Romli, S.Kom., S.H., M.H., turut hadir menyampaikan belasungkawa dan penghormatan terakhir kepada almarhum.
“Beliau bukan hanya tokoh masyarakat, tapi juga ayah bagi rakyatnya. Keteladanannya akan selalu kami kenang dan lanjutkan,” ucap Bupati Hamartoni dengan mata berkaca.
Pemakaman dipimpin langsung oleh Gubernur Lampung H. Rahmat Mirzani Djausal, S.T., M.M., disaksikan oleh jajaran Forkopimda, kepala OPD, tokoh masyarakat, dan kerabat yang larut dalam suasana haru.
Meniti Jalan Pengabdian dari Akar Rumput
Dilahirkan di Tanjungkarang pada 30 Desember 1953, Bachtiar Basri tumbuh sebagai sosok pekerja keras. Kariernya sebagai PNS di Lampung Utara membawanya ke berbagai posisi strategis, mulai dari Camat Sumberjaya hingga Sekretaris Daerah.
Namanya mulai harum saat dipercaya memimpin daerah baru sebagai Bupati Tulang Bawang Barat pertama pada 2009. Di tangan Bachtiar, pembangunan tumbuh dari pondasi kepercayaan dan kedekatan dengan rakyat. Ia dikenal sebagai pemimpin yang selalu hadir di tengah masyarakat, mendengar langsung aspirasi dan menanggapi dengan kerja nyata.
Pada 2014, ia melangkah ke panggung provinsi sebagai Wakil Gubernur Lampung, mendampingi Gubernur Ridho Ficardo. Dalam jabatan ini, Bachtiar dikenal sebagai juru damai dan penghubung yang mampu menjaga stabilitas sosial serta merangkul berbagai elemen.
Pemimpin Teladan, Sosok yang Dirindukan
Meski tak lagi menjabat, Bachtiar tetap aktif memberi warna dalam pembangunan daerah. Ia menjadi mentor bagi banyak generasi muda dan tetap berkontribusi melalui jalur sosial-politik. Ketekunannya memberi teladan, bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, tapi tentang keberpihakan dan pengabdian.
“Kepergian beliau meninggalkan kekosongan, tapi juga pelajaran tentang arti menjadi pemimpin sejati,” ungkap Wakil Bupati Romli saat prosesi pemakaman.
Jenazah almarhum dimakamkan dengan penuh penghormatan dan doa. Tangis pecah, tapi semangat dan nilai-nilai yang ditinggalkannya akan tetap hidup di setiap hati rakyat Lampung.***