DJADIN MEDIA- Warga Pekon Sukabumi, Kecamatan Batubrak, Lampung Barat, digemparkan oleh kabar tragis: seorang petani berinisial M (63) ditemukan meninggal dunia dengan luka parah yang diduga kuat akibat serangan harimau.
Insiden mengerikan ini terjadi di Dusun Umbu Lima, area perbatasan hutan yang berdekatan dengan kebun milik korban. Korban terakhir kali terlihat meninggalkan rumah menuju kebun sekitar pukul 14.00 WIB. Namun hingga malam hari tak kunjung kembali, memicu pencarian oleh warga setempat.
“Sekitar pukul 19.00 WIB, korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terdapat luka gigitan dan cakaran pada leher serta kaki kanan,” ujar Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun, Jumat pagi.
Tim Gabungan Bergerak, Otopsi Ditolak Keluarga
Setelah laporan diterima, tim gabungan dari Unit Reskrim Polsek Sekincau, Inafis Polres Lampung Barat, Koramil Batubrak, dan petugas Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
Pihak keluarga menolak dilakukan otopsi dan memilih langsung memakamkan korban malam itu juga. Penolakan tersebut telah disertai surat pernyataan resmi kepada kepolisian.
Polisi Imbau Warga Tak Panik, Jangan Buru Satwa
Dalam keterangannya, Kombes Pol Yuni meminta masyarakat untuk tetap tenang, namun meningkatkan kewaspadaan, terutama yang beraktivitas di area dekat kawasan hutan.
“Kami imbau warga untuk tidak panik, tetapi tetap waspada. Jika menemukan jejak atau tanda keberadaan satwa liar, segera laporkan ke aparat desa atau polisi. Jangan melakukan perburuan karena itu hanya akan memperburuk situasi,” tegasnya.
Polda Lampung juga menyatakan akan terus memantau perkembangan di lokasi kejadian dan memperkuat koordinasi dengan BKSDA serta pihak TNBBS guna mencegah konflik lanjutan antara manusia dan satwa.
Kawasan Penyangga Satwa Liar Perlu Pengamanan Lebih
Kawasan hutan di wilayah Batubrak diketahui merupakan bagian dari zona penyangga habitat satwa liar, termasuk harimau Sumatra yang dilindungi. Kombes Pol Yuni menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan menyerahkan proses penanganan satwa liar kepada pihak yang berwenang.
“Penanganan kasus ini tidak berhenti di imbauan. Patroli dan sosialisasi kepada warga akan terus dilakukan agar tidak ada lagi korban berikutnya,” pungkas Yuni.
Kejadian ini menjadi pengingat serius bahwa hidup berdampingan dengan alam memerlukan kewaspadaan, kerja sama, dan kesadaran bersama untuk menjaga keselamatan dan konservasi.***