DJADIN MEDIA— Pada tahun 2025, pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan mengalami perubahan signifikan dengan penerapan sistem credit scoring. Sistem ini bertujuan untuk mempermudah pelaku usaha mikro dan kecil dalam mendapatkan akses ke pembiayaan.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKopUKM) telah mengumumkan bahwa skema penyaluran KUR dengan credit scoring saat ini sedang dalam tahap uji coba di beberapa bank BUMN, termasuk BRI dan Bank Mandiri. Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop-UKM, Yulius, menjelaskan bahwa saat ini proses uji coba tersebut melibatkan sekitar 72 ribu nasabah sebagai pilot project.
“Saat ini kami masih dalam tahap uji coba di BRI dan Mandiri. Meskipun belum semua bank terlibat, hasil dari uji coba ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas sebelum skema ini diterapkan secara luas pada tahun depan,” ujar Yulius.
Yulius menambahkan bahwa Kemenkop UKM telah menjalin komunikasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kemenko Bidang Perekonomian. Hasilnya, respon dari pihak-pihak terkait sangat positif terhadap pelaksanaan credit scoring.
“Saat ini, pilot project sedang berlangsung di tiga bank. Hasilnya diharapkan dapat mewakili untuk memulai kegiatan ini secara lebih luas. Sistem pinjaman akan dibuat dalam bentuk konsorsium untuk menentukan penerima pinjaman dan model sistem yang tepat,” jelasnya.
Sistem credit scoring merupakan metode penilaian bagi pelaku usaha atau UMKM yang ingin mendapatkan pinjaman tanpa harus menyediakan agunan. Dalam skema ini, lembaga keuangan atau perbankan dapat mengecek data UMKM melalui berbagai sumber, seperti data telekomunikasi, jaminan sosial (BPJS), pembayaran listrik, transaksi e-commerce, aktivitas media sosial, serta data perpajakan.
Dengan demikian, perubahan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku usaha, mendorong pertumbuhan UMKM, dan mendukung perekonomian nasional.***