DJADIN MEDIA- Indonesia baru aja catat surplus perdagangan USD 2,53 miliar di Mei 2025. Kedengarannya keren, ya? Tapi tunggu dulu… ternyata ini bukan karena ekspor yang ngacir, tapi justru karena impor yang jeblok.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
- Impor bahan baku & barang modal anjlok lebih dari 9% dibanding April.
- Konsumsi lesu: penjualan ritel & kredit konsumsi turun.
- Investasi seret: belanja modal pemerintah & swasta belum greget.
Jadi, ini bukan surplus yang bikin senyum lebar, tapi lebih ke “nggak belanja apa-apa, jadi saldo numpuk.”
Kenapa Ini Bisa Bahaya?
- Surplus yang muncul karena impor melemah bisa jadi alarm bahaya ekonomi.
- Artinya, pabrik bisa ngerem produksi, bisnis ngurangin belanja, dan rakyat makin hemat (bukan karena irit, tapi karena harus).
- Dampaknya? Bisa bikin pertumbuhan mandek dan pengangguran naik.
What Should Be Done?
Pemerintah harus cepat ngegas sektor riil. Caranya?
- Dorong stimulus fiskal yang tepat sasaran.
- Percepat proyek-proyek publik yang bisa serap tenaga kerja.
- Gairahkan belanja produktif dan investasi jangka menengah.
Kalau surplus ini cuma karena ekonomi “nggak jalan”, ya harus waspada. Jangan sampai saldo sehat, ekonomi sakit.***