DJADIN MEDIA– Calon Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, menolak untuk menanggapi jawaban yang disampaikan oleh rivalnya, Rahmat Mirzani Djauzal, dalam debat kandidat kedua yang berlangsung di Hotel Novotel pada Sabtu malam (2/11). Kecerdasan Arinal tampak saat ia mengungkapkan kecurigaannya terhadap kedua moderator yang memandu acara.
Dalam sesi debat, Arinal mengajukan pertanyaan kepada Mirza terkait langkah konkret untuk meningkatkan delapan poin reformasi birokrasi, yang mencakup aspek seperti pengetahuan, pengawasan, dan pelayanan publik. Mirza merespons dengan menekankan pentingnya reformasi birokrasi untuk mengurangi ketidakpuasan masyarakat akibat lambatnya keputusan pemerintah.
“Tata kelola birokrasi harus dibuat lebih ringkas. Kita juga perlu melakukan digitalisasi untuk menyederhanakan jalur birokrasi yang ada,” ungkap Mirza. Dia menambahkan bahwa partisipasi publik dan kebijakan inklusif juga menjadi fokus dalam reformasi tersebut.
Ketika moderator Iqbal Himawan memberikan kesempatan kepada Arinal untuk merespons, Arinal secara tegas menolak memberikan tanggapan. “Saya tidak perlu menanggapi. Silakan pendengar, pengamat, dan peserta menilai sendiri apakah jawaban itu sesuai,” ujarnya, menolak terjebak dalam perdebatan.
Moderator kemudian memberikan kesempatan tambahan, namun Arinal meminta untuk berbicara tentang bidang hukum. Ketika moderator mengingatkan bahwa tanggapannya harus sesuai tema, Arinal menunjukkan frustrasinya. “Saya sudah bilang saya tidak bisa memberikan pernyataan. Jadi, jangan dipancing-pancing. Saya curiga loh anda ini,” tegas Arinal.
Moderator kemudian menjelaskan bahwa mereka hanya menjalankan peraturan debat, dan diskusi berlanjut sesuai dengan tema yang telah ditentukan, yaitu Hukum, Pemerintahan, Sosial, dan Budaya.
Debat kandidat ini menjadi sorotan publik, mengingat ketegangan yang terjadi antara kedua calon, yang semakin memperjelas perbedaan pendekatan mereka dalam mengatasi masalah birokrasi di Lampung.***