DJADIN MEDIA— Pada Pilkada 2024, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengalami kehilangan besar di beberapa daerah yang sebelumnya menjadi basis suara utama mereka. Kekalahan ini memicu spekulasi bahwa runtuhnya dominasi PKS di daerah-daerah tersebut mungkin berhubungan dengan dampak dari pencalonan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Beberapa daerah yang gagal dimenangkan oleh PKS antara lain Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Berikut adalah rincian lebih lanjut tentang kekalahan-kekalahan tersebut:
Depok: Kekalahan Pertama PKS dalam 18 Tahun
Salah satu kekalahan paling mencolok PKS terjadi di Kota Depok. Pasangan Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi A. Rafiq yang diusung PKS, harus mengakui kekalahan dari pasangan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah dalam Pilkada Depok 2024. Berdasarkan hasil quick count Voxpol Center Research & Consulting, Imam-Ririn meraih 46,81 persen suara, sedangkan Supian-Chandra memperoleh 53,19 persen suara.
Kekalahan ini menjadi sorotan karena Depok selama 18 tahun terakhir dipimpin oleh wali kota yang diusung oleh PKS. Kekalahan ini menandai berakhirnya dominasi PKS di kota tersebut sejak 2006.
Jawa Barat: PKS Gagal di Lumbung Suara
PKS juga mengalami kekalahan telak di Pilgub Jawa Barat. Pasangan yang mereka usung, Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie, hanya meraih 20,07 persen suara dalam quick count yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia. Sementara itu, pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan meraih suara mayoritas sebesar 61,16 persen.
Jawa Barat dikenal sebagai salah satu lumbung suara PKS. Pada Pemilu 2024, PKS berhasil menempati posisi kedua di DPRD Jawa Barat dengan perolehan 19 kursi. PKS bahkan pernah memerintah provinsi ini antara 2008 hingga 2018 melalui Gubernur Ahmad Heryawan. Namun, pada Pilgub kali ini, PKS gagal mempertahankan pengaruhnya.
DKI Jakarta: PKS Tersingkir dari Perebutan Kursi Gubernur
PKS juga mengalami kekalahan di Pilgub DKI Jakarta. Sebelumnya, PKS sempat nyaris mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur, namun akhirnya berbalik mengusung Ridwan Kamil dan Suswono sebagai pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hasil quick count dari Charta Politika Indonesia menunjukkan bahwa pasangan Pramono Anung dan Rano Karno unggul dengan 50,15 persen suara, sementara pasangan Ridwan Kamil-Suswono hanya memperoleh 39,25 persen suara.
Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, PKS menjadi bagian dari koalisi yang memenangkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, menggulingkan petahana Basuki Tjahaja Purnama. Namun, pada Pilkada kali ini, meskipun PKS menjadi salah satu pemenang di DPRD DKI Jakarta dengan perolehan 18 kursi, mereka gagal merebut kursi gubernur.
Efek Anies?
Banyak yang berpendapat bahwa kekalahan-kekalahan ini, terutama di basis tradisional PKS, bisa jadi terkait dengan peran Anies Baswedan dalam dinamika politik saat ini. Walaupun PKS tidak secara langsung mengusung Anies di Pilgub DKI Jakarta 2024, keputusan mereka untuk mendukung Ridwan Kamil mungkin telah memicu perpecahan di kalangan pemilih yang sebelumnya loyal kepada partai tersebut.
Dengan banyaknya pemilih yang merasa kecewa dengan perubahan sikap PKS, serta dengan meningkatnya polarisasi politik, kekalahan-kekalahan ini bisa menjadi sinyal bahwa PKS perlu mengevaluasi kembali strategi politik mereka menjelang Pemilu 2024.***