DJADIN MEDIA- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia mengakui adanya penurunan signifikan dalam partisipasi pemilih pada Pilkada 2024. Bahkan, partisipasi pemilih kali ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada sebelumnya.
Ketua KPU, Mochamad Afifuddin, mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 hanya mencapai sekitar 68 persen secara nasional. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan Pilpres dan Pileg 2024 yang digelar pada Februari lalu, di mana partisipasi pemilih melampaui 81 persen. Sedangkan, pada Pilkada Serentak 2020, tingkat partisipasi pemilih tercatat mencapai 76,09 persen.
Afifuddin menilai perbedaan signifikan dalam suasana dan kemeriahan antara Pilpres/Pileg dan Pilkada, meskipun keduanya berlangsung pada tahun yang sama. Ia menyarankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, termasuk soal upaya sosialisasi yang lebih intensif guna meningkatkan angka partisipasi pemilih.
“Evaluasi diperlukan, baik dari sisi internal KPU maupun situasi lainnya, untuk memastikan persiapan dua gelaran besar dalam satu tahun berjalan dengan baik,” ujar Afifuddin. Ia juga mengungkapkan, KPU siap menerima berbagai masukan untuk perbaikan ke depannya.
Beberapa daerah mencatatkan rendahnya partisipasi pemilih, salah satunya Pilgub DKI Jakarta, yang tingkat partisipasinya hanya sekitar 50 persen. Lembaga Survei Indonesia mencatatkan partisipasi pemilih di Pilgub Jakarta sebesar 57,69 persen, sedangkan Indikator Politik Indonesia mencatat angka 67,76 persen.***