DJADIN MEDIA— Calon Gubernur Jawa Timur Luluk Nur Hamidah melontarkan kritik tajam terhadap incumbent Khofifah Indar Parawansa, menilai bahwa meskipun kesenjangan di provinsi ini masih mencolok, Khofifah tetap percaya diri untuk maju dalam Pemilihan Gubernur mendatang.
Luluk menyoroti kurangnya komitmen Khofifah dalam mengatasi isu kesenjangan, baik dari segi kesejahteraan maupun infrastruktur. “Yang kurang dari petahana adalah komitmennya untuk benar-benar mengatasi isu kesenjangan dan disparitas yang ada, baik dalam kesejahteraan maupun infrastruktur,” tegas Luluk.
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengaitkan masalah kesenjangan dengan berbagai permasalahan sosial, termasuk kemiskinan dan stunting. “Di beberapa daerah, seperti Madura, pemulihan kesejahteraan tidak berjalan dengan baik karena semua daerah tersebut sama-sama mengalami kemiskinan,” ujarnya. Ia juga mencatat bahwa di wilayah Tapal Kuda dan Lingkar Selatan, perbedaan kesejahteraan terlihat sangat tajam.
Luluk menegaskan bahwa kondisi ini menyebabkan jurang pemisah yang semakin dalam antara yang kaya dan yang miskin. “Warga Jatim yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin terpuruk semakin jatuh. Penting untuk bersikap jujur dalam melihat permasalahan ini. Bagaimana mungkin Jawa Timur memiliki jumlah warga miskin tertinggi di Indonesia, dengan sekitar 3,9 juta orang?” tanyanya retoris.
Sementara itu, dalam momen yang sama, Khofifah menjelaskan upayanya dalam mengurangi kesenjangan, terutama terkait pembangunan infrastruktur di Madura. “Saya sudah mengatakan, ayo kita ke jangkar. Kami telah membeli empat kapal yang semuanya ber-AC dan dilengkapi kanopi untuk kenyamanan masyarakat,” jawab Khofifah.
Perdebatan ini menunjukkan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh pemimpin daerah dalam mengatasi kesenjangan dan masalah sosial di Jawa Timur.***